Sabtu 20 May 2017 21:03 WIB

Pinjaman Mudah, Modal Bukan Masalah Bagi PNS Memulai Bisnis

Red: Dwi Murdaningsih
Dedeh Kurniati, debitur bank BJB yang sukses berbisnis.
Foto: bank bjb
Dedeh Kurniati, debitur bank BJB yang sukses berbisnis.

EKBIS.CO, CICALENGKA -- Menjadi pegawai negeri sipil (PNS) bukan berarti tidak boleh menggeluti dunia wirausaha. Sepanjang tidak menelantarkan tanggung jawabnya dan ada kesempatan. Bank BJB memberikan skim kredit menarik dengan Kredit Guna Bhakti (KGB). Skim ini banyak dimanfaatkan oleh para PNS untuk memiliki usaha sampingan lainnya.

Salah satunya Dedeh Kurniati (50 tahun). Dia merupakan salah satu PNS yang relatif sukses dalam menjalankan kegiatan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di sektor pertanian dan pangan. Sehari-harinya, ibu dari dua anak ini menjadi guru PNS di SMPN 1 Cicalengka, Kabupaten Bandung.   

 

Warga Kampung Cicalung, Desa Dampit, Kecamatan Cicalengka, Kabupaten Bandung itu, awalnya mengajar di SMPN 1 Pagelaran, Kabupaten Cianjur. Cita-cita menjadi guru berhasil dicapainya meskipun harus berjauhan dengan orang tua. Saat awal menjadi PNS, Dedeh tinggal di Kabupaten Cianjur. Sementara orang tua Dedeh merupakan warga asli Kampung Cicalung, Desa Dampit, Kecamatan Cicalengka, Kabupate Bandung. Tahun 1990, Dedeh menikah dengan kakak kelasnya di IKIP.

Menjadi guru di SMPN 1 Pagelaran Kabupaten Cianjur berlangsung hingga 1993. Tahun 1993, Dedeh pindah kerja ke SMPN 1 Cicalengka, Kabupaten Bandung. Kepindahannya Dedeh ke Cicalengka membuat hidupnya berdekatan dengan saudara dan orang tuanya.  Bersama suaminya, Dedeh pun tinggal di Kampung Cicalung. Tepat tahun 2006, Dedeh mulai berpikir untuk berwirausaha pada sektor pertanian. Saat itu, terpikir oleh Dedeh untuk membeli lahan persawahan yang berdekatan di rumah tinggalnya.

 

Hal lain yang mendorong Dedeh untuk berwirausaha, yakni keberadaan saudaranya yang berprofesi sebagai petani. Kebetuan ketika itu saudaranya kesulitan mendapatkan lahan garapan. Dedeh sempat kebingungan mencari modal untuk membeli lahan sawah. Sejumlah bank sempat menawarkan jasa pinjaman, namun bunganya dinilai terlalu tinggi.

Kebingungan Dedeh mulai terpecahkan setelah mendengar kabar adanya skim KGB bank BJB. Hanya beranggunkan surat keputusan (SK) PNS, Dedeh bisa menjadi debitur bank BJB. Melalui institusi kerjanya, Dedeh memutuskan untuk mengajukan bantuan modal ke bank BJB. Tak lama dari pengajuan, permohonan Dedeh pun langsung dikabulkan oleh bank BJB.

Dedeh menerima pinjaman Rp 60 juta, sesuai dengan yang diusulkan oleh Dedeh. Modal itu yang digunakan oleh Dedeh untuk membeli lahan sawah seluas 4.200 meter. Kebetulan harga tanah di sekitaran rumah Dedeh masih relatif murah.

"Saya akhirnya bisa mempekerjakan saudara saya yang petani," ujar Dedeh.

Empat saudaranya yang merupakan petani asli Kampung Cicalung itu bisa kembali turun ke sawah menggarap lahan miliki Dedeh. Dalam kurun waktu empat bulan, lahan sawah milik Dedeh bisa menghasilan sekitar 2,5 ton gabah kering giling (GKG). Hasil panen itu tidak langsung dijual oleh Dedeh. Dedeh membawa GKG miliknya ke pabrik heler beras. Dedeh menjual ke warga dan pasar di dekat rumahnya sudah dalam bentuk beras. Dedeh menjual beras dengan harga Rp 8.600 per Kilogram (Kg).

Dari keuntungan bersawah itu, Dedeh bisa memperluas lahan sawahnya, yang saat ini mencapai satu hektare. Seluruh aktivitas bertani hingga pemasarannya dipercayakan kepada saudaranya. Sementara Dedeh tetap fokus mengajar. Dedeh berhasil melunasi seluruh pinjaman tahap pertama ke bank bjb pada 2011.

Memasuki 2012, Dedeh kembali mengajukan pinjaman ke bank bjb senilai Rp 100 juta. Jalinan kemitraan dengan bank bjb tidak diragukan lagi. Permohonan pinjaman keduanya pun langsung dikabulkan oleh bank BJB Kantor Cabang Pembantu Rancaekek. Pinjaman kedua ini oleh Dedeh digunakan untuk membeli mesin heler beras senilai Rp 50 juta. Dengan mesin itu, maka Dedeh tidak perlu lagi mengeluarkan biaya heler. Bahkan, Dedeh pun menerima jasa heler gabah kepada petani lainnya. Biaya heler gabah mencapai Rp 400 per Kg.

Sementara uang sisa pinjaman keduanya itu, digunakan untuk modal membeli gabah dari petani lainnya. Dari para petani lainnya, Dedeh bisa menampung gabah dengan harga beli Rp 4.700 per Kg. Tidak kurang 10 ton gabah yang dibeli oleh Dedeh dari petani di sekitaran Cicalengka per bulannya.  

Meski sukses menjalankan bisnis sampingannya, Dedeh tetap fokus mengabdi sebagai guru di SMPN 1 Cicalengka. Bagi Dedeh, mengajar merupakan cita-citanya sejak duduk di bangku sekolah. Tanggung jawabnya sebagai pengajar tak pernah dikesampingkan.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement