EKBIS.CO, ROMA -- Perhatian atas bank-bank Italia dan pemilu di Inggris mendominasi pasar keuangan eropa yang menipis pada Senin (29/5), hal tersebut mendorong pasar saham turun setelah indeks saham Asian sempat menyentuh level tertinggi dalam dua tahun terakhir.
Mata uang poundsterling terpukul oleh kemerosotan pimpinan konservatif Perdana Menteri Theresa May dalam jajak pendapat pekan lalu. Meski elektabilitasnya kembali pulih setelah pemilihan akhir pekan, dan tren itu menunjukan bahwa dia masih berada dalam jalur kemenangan pada pemungutan suara pekan depan.
Secara keseluruhan, harga saham emiten Eropa lebih rendah. Namun, bank-bank Italia dan saham blue chip lainnya turun akibat kekhawatiran rekapitalisasi peminjam regional Italia dalam dua pekan.
Laporan akhir pekan lalu menunjukan partai-partai utama Italia kemungkinan sepakat terkait undang-undang pemilihan proporsional, yang menunjukan kemungkinan memunculkan pemilihan lebih awal dan berpotensi menghasilkan parlemen yang menggantung atau kondisi dimana tidak ada partai tunggal yang menguasai kursi parlemen secara mutlak.
''Risiko pemilihan lebih awal tiba-tiba meningkat menjadi 60 persen. Parlemen yang menggantung adalah hal yang paling memungkinkan,'' kata pendiri LC Macro Advisers Lorenzo Codogno, dikutip Reuters, Selasa (30/5).
Saham blue chip Eropa tergelincir 0,2 persen, serta kerugian bagi Banco BPM (BAMI.MI), Unicredit (CRDI.MI) dan lainnya mendorong penurunan 3,4 persen untuk indeks perbankan Italia. Penurunan ini menjadi yang terbesar dalam empat bulan terakhir.