EKBIS.CO, CIKAMPEK -- PT Pupuk kujang salah satu anggota holding BUMN yaitu PT Pupuk Indonesia (Persero) menandatangani nota kesepahaman dengan PT Perkebunan Nusantara XI (PTPN). Nota kesepahaman itu tentang kerja sama penelitian dan pengembangan pupuk organik berbasis limbah tebu. Nota kesepahaman tersebut ditandangani oleh Direktur Utama PT Pupuk Kujang Nugraha Budi Eka Irianto dan Direktur Utama PTPN XI Moh Cholidi disaksikan oleh Dirut Holding PTPN Dasuki Amsir di Gedung Agro Plaza Jakarta.
Dirut PT Pupuk Kujang yang akrab dipanggil Anto mengatakan, Departemen Riset Pupuk Kujang mampu mengembangkan limbah tebu yang dihasilkan oleh PTPN XI, sehingga memiliki nilai ekonomis. Menurutnya, dengan diversifikasi produk dari limbah tebu (blotong) menjadi produk pupuk hayati yang dapat meningkatkan produktivitas tanaman tebu di perkebunan PTPN XI.
Anto menambahkan, bahwa bentuk kerja sama yang akan dilaksanakan meliputi kegiatan riset dan uji aplikasi pupuk yang dihasilkan dari blotong diformulasikan dengan pupuk an-organik (NPK Kujang) dan mikro organisme yang dapat meningkatkan produktivitas tanaman tebu. "Kerja sama ini, diharapkan akan memberikan manfaat dan dampak positif bagi kemajuan usaha kedua belak pihak," ujar Anto dalam keterangannya kepada Republika.co.id, Senin (6/6).
Dikatakan Dirut PTPN XI Moh Cholidi, eksplorasi yang terus menerus terhadap lahan pertanian menyebabkan ketidakseimbangan unsur hara dalam tanah yang dibutuhkan oleh berbagai komoditi tanaman pertanian dan perkebunan. Lahan pertanian dan perkebunan membutuhkan asupan unsur hara, sebagain besar masyarakat melengkapinya dengan menggunakan pupuk buatan berbasis kimia dengan berbagai alasan termasuk diantaranya praktis dan ekonomis. Tetapi sebenarnya lahan tersebut lebih membutuhkan pupuk organik sebagai sumber pupuk dan zat hara.
Pupuk Organik tersebut, kata dia, juga bermanfaat sebagai soil ameliorant atau memperbaiki kualitas dari tanah sebagai lahan pertanian dan perkebunan. Berbagai manfaat dari pupuk organik di antaranya meningkatkan kandungan unsur hara yang dibutuhkan tanaman, meningkatkan produktivitas tanaman, merangsang pertumbuhan akar, batang, dan daun, menggemburkan dan menyuburkan tanah.
Disisi lain, pabrik gula, di samping produksi utama berupa gula kristal putih, juga mengeluarkan limbah padat (blotong, bagasse) dan cair (tetes) dengan jumlah besar. Beberapa penelitian menunjukkan, manfaat dari limbah tersebut untuk digunakan sebagai pupuk. Hingga saat ini, kata Cholidi, di lahan perkebunan milik pabrik tebu dan sebagai lahan petani tebu rakyat menggunakan blotong sebagai campuran pupuk untuk mengembalikan kesuburan tanah. "Meskipun demikian masih belum massif dan terkelola dengan baik," ujarnya.
Karena itu, keduanya belah pihak sepakat untuk saling membantu dalam batas-batas kewenangan, kapasitas, kemampuan material, teknologi, sarana, prasarana dan fasilitas serta sumber daya manusia yang dimiliki dan juga melakukan studi kelayakan tanpa mengganggu pelaksanaan tugas kelembagaan masing-masing dan mengindahkan ketentuan dan peraturan yang berlaku.
Diharapkan, limbah yang selama ini belum termanfaatkan dengan optimal akan bertambah nilai gunanya didukung riset dan kandungan yang akurat. Selain itu, bermanfaat dalam peningkatan produktivitas tebu khususnya dan dalam pengembangannya tidak menutup kemungkinan untuk komoditi tanaman lain.
Pupuk organik, ditambahkan Anto, ramah lingkungan serta mampu mendukung pencapaian swasembada gula nasional dan ketahanan pangan secara luas. Sesuai dengan visi dan misi perusahaan dalam mendukung kedaulatan pangan nasional dari penelitian dan uji coba yang dilakukan riset Pupuk Kujang menghasilkan produk-produk berkualitas untuk meningkatkan produktivitas hasil pertanian khususnya di Jawa Barat dan Banten.
Produk-produk tersebut antara lain seperti pupuk organik excow, pupuk hayati Bion-Up dan Kuriza, NPK 30:6:8, Jeranti dan Nitroska, benih padi Pareku (varietas Ciherang dan mekongga) dan benih Hortus tomat (varietas T014310). Dengan fasilitas yang memadai Riset Pupuk Kujang memiliki laboratorium riset, sarana produksi bion-up, unit produksi mini NPK granule dan blending, sawah dan kebun percobaan seluas empat hektare, screen house dan sarana riset produksi pupuk organik serta unit fotmulasi pakan ternak.