EKBIS.CO, BOGOR -- Pemerintah terus menggeber pengerjaan tol Bogor-Ciawi-Sukabumi (Bocimi). Tol sepanjang 54 kilometer (km) ini diharap bisa menjadi jalur utama kendaraan dari Jakarta menuju Sukabumi ataupun sebaliknya.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimujono mengatakan, pengerjaan tol Bocimi sejauh ini masih sesuai target. Untuk seksi I yang menghubungkan Ciawi-Cigombong diprediksi akan selesai pada akhir 2017.
"Progresnya untuk seksi I sudah 50 persen konstruksinya. Kalau pelepasan tanahnya sudah 90 persen lebih," kata Basuki usia meninjau pengerjaan tol Bocimi bersama Presiden Joko Widodo, Rabu (21/6).
Basuki menuturkan, pengerjaan proyek tol Bocimi seksi I dari Ciawi hingga Caringin tinggal sedikit lagi. Kemudian pada Maret 2018 diharap seksi satu bisa digunakan hingga Cigombong.
Untuk keseluruhan proyek tol, Kementerian PUPR menargetkan bisa selesai pada 2019, sehingga pada 2020 jalur ini sudah bisa dilalui seutuhnya mulai dari Bogor hingga Sukabumi.
Menurut Basuki, kesulitan dalam pengerjaan tol Bocimi adalah konstruksi. Topografi di lahan yang akan dibangun tol hampir mirip dengan jalan tol Bandung-Jakarta, khususnya Cipularang yang rawan akan pergeseran tanah.
Meski demikian, Kementerian PUPR dan kontraktor pengerjaan tol telah berupaya membuat kontruksi yang baik sehingga kondisi lahan tidak membuat tol Bocimi membahayakan. Basuki menuturkan, proyek tol Bocimi memang telah dipersiapkan sejak 1997. Pada 2007 pengerjaan tol ini dipegang oleh Bukaka Teknik Utama.
Pada 2011 Gubenur Jawa Barat saat ini telah melakukan pencanangan pertama bulan April. Namun, karena sesuatu hal terdapat perubahan pemegang saham kepada Grup Bakrie. Gubernur pun kembali melakukan pencanangan kedua bulan Desember
Meski sudah dua kali dicanangkan dan beralih pemegang saham, proyek tol ini masih belum juga dikerjakan. Pada 2014 Bakrie kemudian menjual saham ini ke Grup MNC.
Melihat pengerjaan yang masih saja tidak berjalan, pemerintah, melalui Wakita Toll Road akhirnya mengambil saham tol Bocimi pada 2015. Pada tahun yang sama langsung diadakan konstruksi seksi I dan pencanangan ketiga oleh Menteri UPR dan Gubernur Jawa Barat. Barulah Presiden Joko Widodo untuk pertama kali melakukan kunjungannya pada Juni 2016.