EKBIS.CO, JAKARTA -- Gelaran BCA Indonesia Open Super Series Premier (BIOSSP) ditutup dengan manis, pasalnya pasangan ganda campuran nasional, Tantowi Ahmad/Liliyana Natsir berhasil mempersembahkan gelar juara untuk Indonesia.
Di partai final, Tontowi/Liliyana mengalahkan pasangan unggulan pertama asal Cina, Zheng Siwei/Chen Qingchen, dengan skor 22-20 dan 21-15 dalam waktu 45 menit (statistik BWF) di Plenary Hall, Jakarta Convention Centre (JCC) Senayan (18/6).
Ini sekaligus menjadi kemenangan pertama Owi/Butet- sapaan akrab Tontowi/Liliyana atas pasangan tersebut dari total dua laga. Pada pertemuan sebelumnya di China Terbuka 2014, Owi/Butet kalah.
Sejak awal pertandingan, Owi/Butet mencoba untuk mengendalikan permainan. Namun, Zheng/Chen terus memberikan perlawanan sengit kepada wakil Merah Putih.
Kejar-kejaran angka terus terjadi hingga Owi/Butet unggul 11-8 di interval set pertama. Akan tetapi, Zheng/Chen terus memberikan permainan cepat.
Kedua pasangan saling menyamakan kedudukan menjadi 11-11, 14-14, dan 17-17. Owi/Butet sempat meraih game point 20-19, tetapi masih bisa disamakan Zheng/Chen sehingga terjadi deuce 20-20.
Owi/Butet mencoba untuk menekan dan meraih angka 21-20. Akhirnya, pasangan peraih medali emas Olimpiade Rio 2016 itu merebut set pertama dengan skor 22-20 setelah pengembalian Chen menyangkut di net.
Memasuki set kedua, pertandingan berjalan kian sengit. Kedua pasangan sama-sama menampilkan permainan impresif dan saling mengejar angka. Zheng/Chen awalnya mendominasi jalannya laga set kedua. Owi/Butet sempat tertinggal dari Zheng/Chen 6-9. Namun, menjelang interval, Owi/Butet berhasil keluar dari tekanan dan sukses berbalik unggul 10-9.
Selepas interval, Zheng/Chen mampu menyamakan kedudukan menjadi 13-13 dan 14-14. Serangan Owi/Butet mampu menambah angka menjadi 17-14. Laju perolehan angka Owi/Butet terus melaju menjadi 18-15, 19-15 hingga menyentuh match point 20-15. Akhirnya, pasangan peraih gelar All England tiga kali beruntun pada 2012-2014 itu sukses menekuk perlawanan Zheng/Chen dengan skor 21-15.
Ini merupakan gelar pertama Indonesia di negaranya sendiri setelah paceklik selama tiga tahun. Indonesia terakhir kali memenangkan Indonesia Open pada 2013 bersama Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan.
Keberhasilan ini membuat keduanya menuntaskan rasa penasaran mereka pada ajang yang disponsori PT Bank Central Asia (BCA) dan didukung penuh Djarum Foundation ini. Sebelumnya, Owi/Butet sudah dua kali masuk final Indonesia Open pada 2011 dan 2012 namun keduanya berujung sebagai runner up.
"Senang banget bisa juara di rumah sendiri setelah puasa gelar. Doakan kami agar tetap bisa memberikan yang terbaik buat Indonesia,” ujar Butet usai pertandingan.
Butet mengaku puas dengan kemenangannya bersama Owi. Ia mengaku strateginya berjalan dengan baik hingga mampu menguasai jalannya pertandingan.
"Seperti yang kami pikirkan kemarin kami hanya ingin bermain fokus dan menerapkan strategi dengan benar. Alhamdulillah kami bisa juara," imbuh Owi.
"Kami tahu lawan kami tak mudah dan rankingnya juga nomor satu dunia. Kami kalah pada 2014 dan saya anggap skornya kembali 0-0," tutur Liliyana menimpali. Ke depan keduanya akan melanjutkan perjuangan mereka dalam turnamen Super Series Australia Terbuka 2017 yang akan berlangsung di Sydney, Australia, pada 20-25 Juni.
Tantowi Ahmad/Liliyana Natsir berhasil mempersembahkan gelar juara untuk Indonesia.
Menutup pembicaraan Butet mengutarakan obsesinya, setelah menyabet juara Indonesia Open 2017, Owi/Buitet membidik gelar Asian Games 2018. "Saya masih ingin satu target lagi, gelar yang belum tercapai, mungkin di akhir karier saya. Saya ingin juara Asian Games," pungkasnya.
Butet mengaku belum puas meraih medali perak dalam Asian Games 2014 di Incheon, Korea Selatan, bersama Tontowi. "Kami berharap penampilan kami terus stabil walaupun harus melewati beberapa kejuaraan, termasuk Kejuaraan Dunia," kata wanita yang masih menjalani perawatan cedera lutut kanannya.
Liliyana berharap peluang merebut gelar juara Asian Games 2018 semakin besar menyusul Indonesia sebagai tuan rumah penyelenggaraan kejuaraan multi-cabang olahraga tertinggi di benua Asia itu.
Sebelumnya, empat gelar juara sukses diraih pebulutangkis Cina, India, dan Jepang. Gelar juara ganda putri diraih pasangan ganda putri China, Chen Qingchen/Jia Yifan setelah mengalahkan pasangan Korea Selatan, Chang Ye Na/Lee So Hee. Di kategori tunggal putra, pebulutangkis India, Kidambi Srikanth menempati podium utama setelah menekuk pebulutangkis Jepang, Kazumasa Sakai.
Gelar juara tunggal putri diraih Sayaka Sato yang sukses mengalahkan wakil dari Korea Selatan Sung Ji Hyun. Cina juga kembali meraih gelar di kategori ganda putra. Pasangan Li Junhui dan Liu Yuchen sukses mengalahkan ganda putra Denmark Mathias Boe/Carsten Mogensen.