EKBIS.CO, NEW JERSEY -- Perusahaan farmasi raksasa Merck menjadi salah satu dari puluhan perusahaan yang terkena dampak serangan virus ransomware global, pada Selasa (27/6). Jaringan komputer perusahaan berbasis di New Jersey ini tetap terkunci dan tidak dapat diakses, kecuali mereka memberikan uang tebusan.
Karyawan Merck tiba di kantor mereka pada Selasa (27/6) pagi hanya untuk menemukan permintaan uang tebusan di komputer mereka. Perusahaan itu segera mengkonfirmasi melalui akun Twitter resmi, bahwa jaringan komputernya terkena serangan peretasan global.
Seorang ilmuwan yang bekerja di laboratorium Merck di New England mengatakan, seluruh karyawan diminta mengabaikan serangan itu dan pulang ke rumah mereka masing-masing. "Semua kantor Merck di AS terpengaruh. Tanpa komputer, Anda tidak bisa melakukan apapun," kata pria yang tidak menyebutkan namanya itu, dikutip The Washington Post.
Sebagai ilmuwan, instrumen pekerjaannya terhubung ke komputer, datanya tersimpan di server pusat, dan lembar data keamanan seluruhnya menggunakan sistem daring (online). "Tidak banyak yang dapat Anda lakukan tanpa akses komputer. Kami benar-benar berharap semua data di server pusat terlindungi. Tapi kami tidak tahu itu," ungkapnya.
Serangan siber global yang terjadi pada Selasa (27/6) ini sama dengan serangan ransomware WannaCry beberapa waktu lalu. "Kemunculan Petya dan WannaCry benar-benar menunjukkan perlunya kebijakan mengenai apa yang harus dilakukan perusahaan dalam menghadapi ancaman uang tebusan," kata Mark Graff, CEO perusahaan keamanan siber Telegraff.
Bagi perusahaan yang memilih untuk membayar uang tebusan, Graff mengatakan tidak ada jaminan para peretas akan mengembalikan sistem komputer perusahaan. "Setiap kali seseorang membayar, pelaku akan semakin melakukan banyak tindakan kriminal," ujar Graff.