Senin 03 Jul 2017 11:24 WIB

Pertanian Indonesia Masuk 25 Terbaik Dunia

Rep: Melisa Riska Putri/ Red: Nidia Zuraya
Lahan Pertanian
Foto: VOA
Lahan Pertanian

EKBIS.CO, JAKARTA -- Sektor pertanian Indonesia masuk ke 25 besar dunia. Hal tersebut berdasarkan lembaga riset dan analisis ekonomi internasional yang berpusat di Inggris, The Economist Intelligent Unit (EIU) dan Barilla Center for Food and Nutrition (BCFN) Foundation."Dulu kita urutan 71," kata Menteri Pertanian Amran Sulaiman di Auditorium Kementerian Pertanian, Senin (3/7).

Untuk diketahui, pada Juni 2016 lembaga riset EIU merilis bahwa Indonesia peringkat 71 dari 133 negara dengan peningkatan terbesar di dunia dengan skor 2,7 pada Global Food Security Index (GFSI).

Lembaga tersebut merilis Indek Keberlanjutan Pangan atau Food Sustainability Index (FSI) pada Desember 2016 di situs resminya http://foodsustainability.eiu.com/country-ranking/. Dalam situs tersebut, negara yang diteliti dengan pertimbangan dua pertiga penduduk dunia berada di 25 negara tersebut dan mencakup 87 persen dari total Produk Domestik Bruto (PDB) Dunia.

Riset FSI disusun dari 58 indiaktor yang mencakup empat aspek yakni secara keseluruhan (overall), pertanian berkelanjutan (sustainable agriculture), kehilangan/susut pangan dan limbah (food loss and waste) serta aspek gizi (nutritional challenges).

Amran menambahkan, secara keseluruhan, Indonesia berada di peringkat 21 dengan skor 50,77 setelah Brasil. Indonesia berada di atas Uni Emirat Arab, Mesir, Arab Saudi dan India.

Untuk sustainable agriculture, Indonesia berada pada peringkat 16 (skor 53,87) setelah Argentina. Peringkat ini membuat Indonesia berada di atas Cina, Ethiopia, Amerika Serikat, Nigeria, Arab Saudi, Afrika Selatan, Mesir, Uni Emirat Arab dan India. Pada kategori ini, Indonesia mendapat skor tinggi pada ketersediaan sumberdaya air yang melimpah, rendahnya dampak lingkungan sektor pertanian pada lahan, keanekaragaman hayati lingkungan, produktivitas lahan, serta mitigasi perubahan iklim.

Sementara itu, dari aspek food loss and waste, Indonesia berdiri di peringkat 24 dengan skor 32,53. Indonesia diapit Uni Emirat Arab dan Arab Saudi. Pada aspek ini Indonesia termasuk dalam kategori sedang dalam upaya mengatasi masalah kehilangan makanan (food loss). Selanjutnya aspek nutritional challeges, Indonesia masuk peringkat 18 (skor 56,79) setelah Brasil serta berada di atas Turki, Rusia, Mesir, Meksiko, Afrika Selatan, Nigeria dan India.

Pada kategori ini Indonesia dipandang mampu mengatasi masalah defisiensi micronutrient, prevalensi kelebihan gizi, kurang gizi, kelebihan gula, serta mampu membeli makanan segar.

Peneliti senior Indef Sugiyono mengapresiasi hasil riset EIU tersebut. Faktanya, kata dia, di era Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman ini banyak terjadi terobosan pembangunan yang membuahkan hasil.

"Ini bisa dilihat kasat mata pada saat Ramadhan dan Idul Fitri kemarin harga pangan stabil, dulu-dulu setiap hari raya lebaran harga pangan bergolak," katanya.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), sektor pertanian pada kuartal I 2017 tumbuh pesat 15,59 persen dibandingkan kuartal sebelumnya dan tumbuh terbesar dari sektor lainnya. PDB sektor pertanian kuartal I 2017 naik 7,12 persen dibandingkan kuartal yang sama 2016 yoy, melebihi kenaikan PDB industri pengolahan 4,21 persen maupun PDB total Indonesia 5,01 persen.

Sektor pertanian memberikan kontribusi terhadap PDB sebesar 13,59 persen, peringkat terbesar kedua setelah sektor industri pengolahan 20,48 persen. "Produk hasil pertanian juga memberi andil besar pada sektor industri pengolahan ini, misal industri makanan dan minuman berkontribusi 5,92 persen terhadap PDB," ujarnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement