EKBIS.CO, JAKARTA -- Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman melihat ada peluang yang bagus dari komoditas kopi jenis arabika dari Indonesia. Meskipun menurutnya, negara penghasil kopi terbesar di dunia masih ditempati Brasil pada urutan pertama, Vietnam di posisi kedua dan Kolumbia di posisi ketiga.
Walaupun posisi Indonesia yang masih di bawah Kolumbia, Amran berencana untuk mengejar ke posisi dua dengan dengan meningkatkan populasi kopi Arabika. “Harga yang saat ini bagus itu kopi Indonesia jenis arabika. Robusta kita itu masih di bawah arabika,” kata Amran di Kementerian Pertanian, Selasa (18/7).
Meskipun arabika memiliki harga yang bagus, Amran mengakui produksi robusta cukup tinggi mencapai 90 persen dari total tanaman kopi yang dihasilkan di Indonesia. Untuk itu ia berencana untuk meningkatkan populasi kopi arabika dan menargetkan robusta bisa turun sampai 50 persen.
Amran menjelaskan, populasi kopi arabika ditingkatkan dengan replanting dan menurunkan kopi robusta. “Kami akan anggarkan itu untuk meningkatkan populasi kopi arabika yang harganya bagus,” jelasnya.
Selain soal varietas, cara selanjutnya, Amran berencana dalam waktu dekat akan mengirimkan delegasi dari Indonesia ke Vietnam. Sebab, negara tersebut masih menghasilkan produksi kopi yang besar.
Amran memastikan delegasi tersebut dikirim khusus untuk melihat bagaimana Vietnam memproduksi kopinya. “Produksi kopi Vietnam itu bisa mencapai 2,5 ton, 2,8 ton, bahkan sampai tiga ton per hektarenya,” tuturnya.
Dia mengharapkan upaya tersebut bisa membantu Indonesia untuk menaikkan produksi kopi dari 0,6 ton per hektare menjadi satu ton per hektare. Amran menargetkan Indonesia bisa berada di posisi kedua namun tantangan yang harus dihadapi Indonesia yakni air, varietas, pendampingan, dan bibit unggul.