EKBIS.CO, JAKARTA -- Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengingatkan penurunan ekspor harus menjadi perhatian di saat Indonesia mencatat surplus neraca perdagangan. Oleh karena itu, Kementerian Perdagangan (Kemendag) terus membuka pasar ke berbagai negara.
”Saya sudah bertemu duta besar Sri Lanka dan kita akan segera menindaklanjuti kesepakatan antara kedua kepala negara untuk menyusun Preferential Trade Agreement (PTA). Dengan Turki juga kita lakukan hal yang sama, lalu dengan Afrika segera ditindaklanjuti, dan berbagai negara lainnya,” ujar Enggar, Rabu (19/7).
Enggar berharap, melalui diversifikasi pasar ekspor nantinya akan mampu mengimbangi penurunan ekspor Indonesia hingga pada suatu saat diharapkan ekspor bisa meningkat kembali. Pada Juni 2017, Indonesia mengalami surplus perdagangan sebanyak 1,63 miliar dolar AS dengan total ekspor 11,64 miliar dolar AS dan impor 10,01 miliar dolar AS. Menurut Badan Pusat Statistik, surplus tersebut disebabkan peningkatan perdagangan sektor nonmigas sebesar 1,96 miliar dolar AS.
Sepanjang Januari hingga Juni 2017, total ekspor mencapai 79,96 miliar dolar AS, sedangkan total impor mencapai 72,33 miliar AS. Dengan demikian, sepanjang 2017, neraca perdaganagan Indonesia mengalami surplus sebesar 7,63 miliar dolar AS. Meski demikian, pangsa ekspor nonmigas, selain 13 negara utama tujuan ekspor, mengalami penurunan jika dibanding periode Januari-Juni 2016, dari 31,36 persen menjadi 29,78 persen.
Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Ahmad Heri Firdaus menilai langkah yang diambil oleh pemerintah merupakan langkah yang baik. Menurut Heri, upaya tersebut patut didukung dengan promosi produk, dukungan biaya logistik, dan transportasi yang memadai. “Ya itu salah satu upaya yang baik. Upaya pencarian pasar yang baru itu harus juga didukung sama promosi produk, men-support biaya logistik dan transportasi untuk eksportir,” ujarnya.
Sebelumnya, Kepala Badan Pusat Statistik, Kecuk Suhariyanto mengatakan, memang terlihat sudah ada berbagai upaya yang dilakukan pemerintah untuk meningkatkan ekspor. Salah satunya melalui perundingan dengan negara tujuan non-tradisional sekaligus ada pasar-pasar baru.