EKBIS.CO, JAKARTA -- Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Selasa (25/7), bergerak melemah tipis sebesar satu poin menjadi Rp 13.309 dibandingkan sebelumnya pada posisi Rp 13.308 per dolar AS.
Ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta di Jakarta, Selasa, mengatakan bahwa penguatan rupiah terhadap dolar AS cenderung tertahan seiring dengan isu domestik terkait perombakan atau reshuffle kabinet kerja serta penantian data produk domestik bruto (PDB) kuartal kedua tahun ini.
"Isu reshuffle kabinet serta data pertumbuhan PDB kuartal kedua 2017 masih ditunggu, sehingga menyisakan sedikit ketidakpastian," katanya.
Kendati demikian, lanjut dia, tekanan rupiah cenderung terbatas seiring dengan kurs dolar AS yang masih cenderung mengalami tekanan di pasar global menyusul kebijakan moneter The Fed yang cenderung dovish, serta pemangkasan proyeksi PDB AS oleh lembaga dana moneter internasional (IMF).
Analis Binaartha Sekuritas Reza Priyambada menambahkan bahwa ketidakpastian kondisi politik AS juga masih menjadi sentimen negatif bagi dolar AS sehingga rupiah masih memiliki ruang untuk kembali terapresiasi. "Kondisi politik yang kurang kondusif akan menahan langkah agenda stimulus dan reformasi pemerintahan Presiden AS Donald Trump," katanya.
Sementara dari dalam negeri, ia mengatakan bahwa kondisi ekonomi nasional yang masih cukup kondusif menyusul keputusan Bank Indonesia (BI) yang mempertahankan suku bunga acuan (BI 7-Day Repo Rate) di level 4,75 persen juga masih akan direspon positif pelaku pasar uang di dalam negeri.