Kamis 27 Jul 2017 17:35 WIB

Pertamina Patra Niaga Raup Laba Bersih Rp 518,700 Miliar

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Nidia Zuraya
Salah satu SPBU Pertamina (ilustrasi).
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Salah satu SPBU Pertamina (ilustrasi).

EKBIS.CO, JAKARTA -- PT Pertamina Patra Niaga (PPN) pada semester I tahun ini meraup laba bersih sebesar 39 juta dolar AS atau sekitar Rp 518,700 miliar (kurs Rp 13.300 per dolar AS). Laba bersih ini naik sekitar 11 persen dibanding periode yang sama tahun lalu yang sebesar 35 juta dolar AS.

Laba bersih ini diperoleh dari total pendapatan sebesar 630 juta dolar AS. Direktur Utama Pertamina Patra Niaga, Gandhi Sriwidodo mengatakan perseroan memang mengalami kenaikan pendapatan pada semester 1 tahun ini.

Ia mengatakan dibandingkan periode yang sama tahun lalu, pendapatan PPN naik sebesar 11,2 persen. Hal ini didukung dengan kenaikan margin EBITDA yang naik 14 persen dari 6,03 juta dolar AS menjadi 6,88 juta dolar AS.

"Pada semester satu ini kami mengalami pertumbuhan positif ya," ujar Gandhi di Jakarta, Kamis (27/7).

Gandhi menambahkan selain mengalami kenaikan pendapatan dan laba bersih, PPN juga mencatat saat ini harga pokok penjualan produk juga meningkat sebesar 10,5 persen dari 528 juta dolar AS menjadi 584 juta dolar AS. Namun, meski begiitu tak dipungkiri bahwa ada kenaikan biaya operasi sebesar 20 persen dari 9 juta dolar AS menjadi 10 juta dolar AS.

"Dari sisi biaya operasi kita memang mengalami kenaikan, Hal ini juga tidak lepas dari harga minyak dunia yang juga masih belum stabil," ujar Ghandi.

Ia menjelaskan, pendapatan perseroan tercatat berasal dari bisnis trading (sales agent dan direct sales). Sementara sisanya sekitar 20 persen untuk bisnis services.

Gandhi menjelaskan meski mengalami pertumbuhan positif, kedepan ia menilai banyak tantangan yang harus dihadapi oleh PPN. Ia mengatakan harga dunia yang masih belum stabil membuat PPN harus bisa menekan biaya operasional agar harga jual ke masyarakat tak terganggu.

"Fluktuasi nilai tukar rupiah juga menjadi tantangan tersendiri," tambah Ghandi.

Ia juga menjelaskan, PPN sendiri perlu dukungan dari pemerintah dengan adanya kepastian regulasi impor dan perlunya situasi investasi di industri migas yang perlu dijaga oleh pemerintah.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement