EKBIS.CO, DENPASAR -- Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali mendorong optimalisasi transaksi nontunai di objek wisata karena lebih efisien dan praktis dalam pengelolaan sistem pembayaran.
"Untuk itu dalam upaya mendukung percepatan penggunaan transaksi nontunai, ke depan kami harapkan tempat pariwisata ada fasilitas nontunai," kata Deputi Direktur Bank Indonesia Perwakilan Provinsi Bali Azka Subhan di Denpasar, Sabtu (29/7).
Azka mengatakan Bali memiliki peluang maksimal transaksi elektronifikasi di objek wisata mengingat Bali sebagai daerah tujuan wisata dunia yang banyak dikunjungi wisatawan. Dengan adanya mesin transaksi atau EDC maka pengunjung memiliki pilihan untuk bertransaksi menggunakan kartu baik itu untuk debit, kartu kredit atau uang elektronik.
Uang tunai, lanjut dia, memerlukan biaya pengelolaan yang tinggi meliputi perencanaan, pencetakan, pengeluaran pengedaran, pencabutan dan penarikan dan pemusnahan oleh BI. Beda halnya dengan transaksi nontunai memiliki benefit akses lebih luas, praktis transparansi dalam pembukuan hingga efisiensi transaksi.
Sementara itu Regional Transaction Funding Head Bank Mandiri Regional XI Bali dan Nusa Tengara Hendra Wahyudi mengatakan perbankan siap mendukung harapan BI agar di objek wisata tersedia fasilitas transaksi nontunai.
Hal tersebut, lanjut dia, juga harus didukung tempat dan jenis objek wisata serta kemampuan jaringan dari operator, dengan sebagian besar transaksi nontunai di Bali didominasi wisatawan asing. Dukungan digitalisasi transaksi bank dapat dijumpai di hotel, restoran dan kafe yang tersedia mesin EDC.
Bank BUMN itu juga memberikan kemudahan transaksi dalam jaringan atau e-commerce yang dimanfaatkan ritel modern dan uang elektronik atau e-money. "Dengan layanan nontunai sebenarnya pengelolaan keuangan lebih efektif, transaksi lebih aman dan efisien, bisa dilakukan promo dengan perbankan sehingga dapat meningkatkan transaksi pembelanjaan," ucapnya.