EKBIS.CO, JAKARTA -- Direktur Utama Jasa Marga Desi Arryani mengungkapkan saat ini pihaknya sedang gencar-gencarnya melakukan pembangunan ruas jalan tol. Saat ini jumlah yang dimiliki Jasa Marga mencapai 31 ruas jalan tol. Demi merealisasikan semua ruas pada 2019 mendatang, Jasa Marga saat ini menerbitkan sekuritisasi pendapatan tol.
"Jasa Marga membutuhkan funding yang tidak hanya normatif dan konvensional tapi kami akan melakukan beberapa produk baru," kata Desi di Graha CIMB Niaga, Jumat (18/8).
Produk sekuritisasi tersebut dinamakan KIK EBA Mandiri JSMR01-Surat Berharga Pendapatan Tol Jakarta-Bogor-Ciawi (Jagorawi). Desi mengatakan KIK EBA JSMR01 tersebut sudah disosialisasikan dari ruas pendapatan tol Jagorawi selama lima tahun ke depan.
Desi menegaskan dari total pendapatan sekitar Rp 700 miliar tidak akan semuanya yang akan dilepas untuk sekuritisasi tersebut. "Dari Rp 700 miliar, kita akan lepas 400 miliar selama lima tahun," kata dia.
Selain sekuritisasi untuk pendapatan tol Jagorawi tersebut, menurut Desi tidak akan menutup kemungkinan Jasa Marga akan berupaya ke ruas-ruas yang sudah free cash flow. Dari bagian tersebut ada 13 ruas yang sudah siap dan sangat berpotensi akan dilakukan sekuritisasi melanjutkan Jagorawi.
Sekretaris Korporasi Jasa Marga Agus Setiawan mengungkapkan dari 31 ruas yang dimiliki ada 15 ruas jalan tol yang dioperasikan dengan total 600 kilometer. Selebihnya, kata dia, Jasa Marga masih melakukan pembangunan 16 ruas jalan tol baru hingga 2019.
Di tengah upaya pembangunan tersebut, menurut Agus Jasa Marga berhasil menghasilkan laba bersih sebesar Rp 1,016 miliar pada semester satu 2017. "Jumlah ini meningkat sebesar 9,79 persen dibandingkan periode yang sama pada 2016 hanya Rp 925 miliar," kata Agus.
Selain itu aktivitas konstruksi ruas jalan tol baru terlihat pada realisasi pendapatan konstruksi yang mencapai Rp 8,57 triliun. Dia juga mengatakan ekspansi Jasa Marga terlihat dari menaiknya aset mencapai Rp 65,81 triliun. Angka tersebut meningkat 23,01 persen dari tahun lalu sebesar Rp 53,50 triliun.