EKBIS.CO, JAKARTA--Kedatangan Deputi Perdana Menteri Uzbekistan Zoir T Mirzaev yang merangkap Menteri Pertanian dan Sumberdaya Air ke Kementerian Pertanian (Kementan) Indonesia, Senin (21/8) untuk menjalin kemitraan dengan Indonesia. Sebab, Indonesia telah mampu melakukan swasembada untuk beberapa komoditas pertanian.
Menteri Pertanian Amran Sulaiman mengatakan, kerja sama akan dilakukan berupa pertukaran para peneliti dan mahasiswa. Negara Asia Tengah tersebut juga menginginkan Indonesia transfer teknologi lada, rempah, kedelai dan mengusulkan pertukaran sumber genetik kedelai.
"Ketiga, Indonesia akan mengadopsi teknologi irigasi dari Uzbekistan," katanya. Tidak hanya itu, Indonesia mengundang investor Uzbekistan untuk investasi tebu atau gula, sapi dan jagung.
Ia juga meminta agar Uzbekistan membantu kampanye positif kelapa sawit. Seperti diketahui, kelapa sawit menjadi salah satu komoditas ekspor utama Indonesia, Uzbekistan juga selama ini menjadi pasar potensial untuk komoditas seperti kelapa, kelapa sawit, teh, karet, kopi dan nanas. Berdasarkan data Kementan, ekspor nanas pada 2016 tercatat sebesar 158,9 ton, naik 351 persen dibandingkan tahun 2015.
Uzbekistan yang merupakan negara terluas ke-56 di dunia cukup maju di bidang pertanian, khususnya untuk komoditas kapas. Ada satu juta hektare kapas dan satu juta hektare fishpond sebagai rainfall harvesting system. Pengelolaan air irigasi tetes cukup berkontribusi terhadap produksi buah dan sayuran sehingga mampu mengekspor ke 80 negara.
Indonesia pun mengimpor kapas dari Uzbekistan. Pada 2015, volume impor kapas Uzbekistan sebesar 2,9 ribu ton. Angka tersebut naik menjadi 4,2 ribu ton pada 2016, dan hingga Juni 2017 telah terjadi realisasi impor kapas dari Uzbekistan sebesar 3,7 ribu ton.
Sementar itu, Amran berencana melakukan kunjungan balasan ke Uzbekistan pada tahun depan.