EKBIS.CO, JAKARTA -- Unit Usaha Syariah (UUS) Bank Tabungan Negara (BTN) terus mencetak kinerja positif. Pada kuartal tiga tahun ini, laba bersih UUS BTN naik 36,31 persen year on year (yoy) menjadi Rp 313,77 miliar dari sebelumnya pada periode sama Rp 230,19 miliar.
Direktur BTN Oni Febriarto Rahardjo menjelaskan, capaian laba bersih itu disokong oleh kenaikan pembiayaannya sebesar 26,89 persen yoy dari Rp 13,03 triliun pada September 2016 menjadi Rp 16,54 triliun di bulan sama tahun ini. Kualitas pembiayaan turut membaik dengan rasio pembiayaan bermasalah (Non Performing Financing/NPF) gross sebesar 0,84 persen, sebelumnya 1,12 persen.
"Yang menyebabkan UUS BTN marginnya besar adalah dengan nature bisnis syariah yang fix sampai lunas. Jadi pendapatan financial kita tetap terus," ujar Oni kepada wartawan, Senin, (23/10).
Ia menambahkan, UUS BTN juga selalu menjaga NPF dengan cara selektif menyalurkan pembiayaan. "Kami fokus ke pembiayaan perumahan, sekitar 80 persen bisnis kita ke pembiayaan perumahan. Makanya untuk syariah kita nggak ambil apartemen atau rumah yang besar-besar," jelas Oni.
Pendanaan UUS Syariah BTN, kata Oni, juga semakin membaik. Dengan penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) senilai Rp 17,39 triliun pada kuartal III 2017, sebelumnya pada kuartal III 2016 hanya Rp 13,39 triliun, sehingga kenaikannya mencapai 29,83 persen.
Ke depan, ujar dia, UUS BTN tetap berkomitmen ke pembiayaan perumahan. "Kita jangan keluar dari bisnis rumah," tambah Oni.
Direktur Utama BTN Maryono pun menyatakan, kinerja syariah yang baik tersebut menunjukkan kesadaran masyarakat terhadap produk perbankan syariah semakin tinggi. "Artinya masyarakat sudah menyadari produk syariah lebih menarik khususnya di pembiayaan perumahan," ujarnya pada kesempatan serupa.
Melihat potensi luar biasa ini, kata dia, ke depan UUS syariah akan meningkatkan pembiayaan syariah yang berkaitan dengan perumahan. Hanya saja terbuka pula bagi bisnis syariah lainnya.
"Kita akan berikan pula layanan terkait syariah misalnya umroh, transaksi di pesantren, produk wakaf, dan sebagainya. Semua akan kita kembangkan," tutur Maryono. Meski begitu, ia menyatakan UUS Syariah belum akan memecah jadi perusahaan sendiri atau spin off dalam waktu dekat.