EKBIS.CO, BANDUNG -- Untuk memperingati Hari Sumpah Pemuda, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk bersinergi dengan Inalum dan ITB, memberikan motivasi pada mahasiswa ITB, akhir pekan lalu. Dalam kesempatan tersebut, Direksi WIKA berbagi dengan mahasiswa seputar peran strategis pemerintah dalam mewujudkan ekonomi berkeadilan.
Kegiatan bertajuk BUMN Hadir di Kampus Tahun 2017 ini bertemakan edukasi yang melibatkan 28 perguruan tinggi Indonesia yang tersebar di beberapa provinsi. Rektor Institut Teknologi Bandung Kadarsah Suryadi mengapresiasi program BUMN masuk kampus ini. Ia berharap, mahasiswa yang hadir bisa mendapatkan pengetahuan terkait kiprah BUMN bagi negara.
"Seluruh negara di dunia, termasuk Indonesia, tengah dilanda perubahan. Mahasiswa, benar-benar harus disiapkan untuk menghadapi perubahan itu," ujar Kadarsah saat memberikan sambutan.
Kadarsah menjelaskan, ada lima faktor yang memicu perubahan yang terjadi. Pertama, ekonomi yang berfluktuasi tidak menentu dan penurunan harga minyak turun yang efeknya sangat besar dan meluas ke mana-mana.
Kedua, kata dia, teknologi terjadi perubahan yang drastis, terutama teknologi digital. Ketiga, setelah teknologi dan ekonomi, adalah masalah sosiologi. Saat ini, Indonesia berlimpah generasi muda, tetapi di dunia pada 2035 diramalkan generasi muda tinggal 50 persen. "Kecuali Indonesia karena punya bonus demografi. Jadi, iniyang harus disiapkan lebih baik," katanya.
Perubahan keempat, kata dia, adalah demografi. Karena,hari ini di berbagai tempat, termasuk perusahaan-perusahaan, BUMN, pemerintahan dan perguruan tinggi, ada empat generasi yang hidup bersama-sama. Mereka adalah generasi baby boomers yang lahir tahun 1946-1964, generasi X 1964-1980, generasi Y 1980-2000, generasi C 2000-sekarang, yang punya karakter berbeda-beda.
"Kelima adalah kita semua di belahan bumi mana pun dituntut dengan perubahan reformasi birokrasi karena kehidupan sudah berubah, tatanan berubah, maka birokrasi harus menyesuaikan," katanya.
Terkait lima perubahan tersebut, Kadarsah mengajak, semua pihak untuk mempersiapkan diri. Salah satunya, semua harus bersatu agar mudah menjalani masa depan. Dalam rangka perubahan ini, ia mengharapkan para mahasiswa ITB menjadi pemimpin perubahan.
Pemimpin yang dibutuhkan, kata dia, saat ini bukan orang yang punya banyak anak buah saja. Tapi pemimpin perubahan adalah orang biasa yang menghasilkan karya luar biasa. "Kalian harus jadi insan inovatif dan menghasilkan sesuatu. Pemimpin adalah orang yang memberikan manfaat kepada orang banyak dengan inovasi," katanya.
Sementara menurut Direktur Utama PT Wijaya Karta Bintang Perbowo, dengan hadirnya BUMN di ITB supaya kalangan kampus dan mahasiswa lebih mengerti BUMN. "BUMN itu seperti apa, apa yang dikerjakan, misinya apa, targetnya, kenapa ada sinergi BUMN," katanya.
Bintang mengatakan, peran BUMN cukup besar dalam pembangunan. Namun, porsi proyek pembangunan yang dikerjakan pihak swasta lebih besar daripada BUMN. Berdasarkan data, porsi swasta itu 30 persen dari APBN, sedangkan porsi seluruh BUMN hanya 23 persen. "Porsi WIKA sendiri, dari 23 persen tersebut hanya sekitar 25 saja," katanya.
Di tempat yang sama, Staf Khusus Menteri BUMN, Dwina Septiana Wijaya mengatakan, selama 78 tahun merdeka, Indonesia masih menghadapi kesenjangan dan masalah ketahanan energi. Jadi, Indonesia masih perlu meningkatkan infrastruktur, layanan akses keuangan, dan paling penting kualitas sumber daya manusia.
Namun, Dwina meminta semua pihak tidak boleh berkecil hati meski tantangannya berat. Karena, sebagai negara dengan kepulauan terbesar, Indonesia punya potensi di semua sektor tersebut yang didorong oleh sembilan agenda prioritas atau Nawa Cita untuk menuju negara berdaulat penuh, mandiri, dan bangsa berkepribadian di tengah beragamnya sosial budaya.
Menurut Dwina, PDB Indonesia akan berlipat enam kali daripada tahun 2014. Upaya meningkatkan PDB merupakan tantangan bangsa ke depan. Namun, ia optimistis mengingat beberapa pencapaian dalam tiga tahun adalah penurunan tingkat kemiskinan, peningkatan lapangan kerja, dan berkurangnya kesenjangan yang ditunjukkan oleh gini ratio.
BUMN Hadir di Kampus 2017 melibatkan Menteri BUMN, pejabat Eselon I Kementerian BUMN, dan para Direktur Utama BUMN yang diterjunkan ke kampus untuk berdiskusi dengan civitas akademika perguruan tinggi yang terdiri atas para pengajar dan mahasiswa. Kegiatan ini juga melibatkan pakar dari perguruan tinggi yang bersangkutan dalam diskusi.