EKBIS.CO, JAKARTA --Indonesia dinilai bisa mencontoh Jerman untuk menerapkan pendidikan vokasi. Sistem pendidikan vokasi ini dinilai menjadi jawaban untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja.
Wakil Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Bidang Ketenagakerjaan dan Hubungan Industrial Anton J. Supit mengatakan, sistem vokasi mampu menghasilkan sumber daya manusia (SDM) yang andal dan mampu bersaing di kancah global.
"Oleh karena itu vokasi menurut saya menjadi sesuatu yang harus dilakukan," ujarnya dalam acara Simposium Kadin Indonesia 'Pendidikan Vokasi yang Berorientasi pada Praktik-Peluang bagi Indonesia' di Hotel Borobudur, Selasa (31/10).
Kadin telah menyusun konsep pengembangan pendidikan vokasi atau pemagangan sistem ganda di Indonesia. Sistem ganda memiliki arti terdiri dari unsur pendidikan dan industri. Keunggulan sistem ini tentunya adalah memberi kemampuan warga negara memperoleh pekerjaan layak.
Konsep vokasi oleh Kadin ini diharapkan menjadi satu acuan bersama. Tidak seperti saat ini, dengan setiap kementerian memiliki konsep vokasinya sendiri-sendiri. Pembuatan konsep pemagangan vokasi tersebut tidak dilakukan sembarangan, namun bekerjasama dengan IHK (Kadin) Trier Jerman yang sudah terbukti keberhasilannya.
Penerapan pendidikan vokasi di Jerman dinilai berhasil menekan angka pengangguran yang per Juni 2017 hanya mencapi 6,7 persen. Berdasarkan data IHK, saat ini sepanjang tahun 2017 secara keseluruhan terdapat sekitar 1,4 juta pemagang. Selain itu, sekitar 438 ribu dari 2,1 juta perusahaan tercatat telah menawarkan tempat pemagangan.
Direktur Eksekutif Utama IHK Trier Jerman Jan Glockauer mengatakan pihaknya hanya mendampingi program vokasi di Indonesia. "Kami hanya mendukung, pada akhirnya penerapan ada di tangan Indonesia," katanya.
Pihaknya tidak meng-copy paste pendidikan vokasi di Jerman ke Indonesia. Namun yang terpenting adalah bagaimana bisa melihat apa saja yang menjadi motivasi dan inspirasi unthk diterapkan pada pendidikan vokasi di Indonesia.
Industri baik Kadin maupun pengusaha harus mampu turut mengambil peran dalam sistem vokasi ini. Komunikasi antara sekolah vokasi dan industri pun harus dilakukan untuk mempersiapkan SDM sesuai dengan apa yang dibutuhkan industri. Dengan begitu, kurikulum materi vokasi akan disesuaikan dengan kebutuhan industri.
"Jika kurikulum vokasi semakin sesuai dengan kebutuhan industri artinya kualitas tenaga kerja di industri akan lebih baik," ujar dia. Termasuk mendukung pembuatan pusat-pusat pelatihan sehingga materi pendidikan sesuai kebutuhan pasar.