EKBIS.CO, PURWAKARTA -- Dinas Pangan dan Pertanian Kabupaten Purwakarta, menagetkan luasan lahan yang ditanam selama musim hujan, Oktober 2017 sampai Maret 2018 mencapai 20 ribu hektare. Target ini jauh lebih luas dibanding areal baku sawah di wilayah tersebut.
Kepala Dinas Pangan dan Pertanian Kabupaten Purwakarta Agus Rachlan Suherlan, mengatakan, luasan baku sawah di Purwakarta 17.792 hektare. Akan tetapi, selama musim hujan ini ada peningkatan luasan tanam. "Peningkatan ini, karena ada lahan tidur yang bisa ditanami padi selama musim hujan," ujar Agus, kepada Republika.co.id, Senin (20/11).
Dengan adanya penambahan luasan tanam ini, kata Agus, pihaknya harus menyiapkan segala sesuatunya. Seperti, ketersediaan benih, pupuk serta sarana pertanian lainnya. Hal ini supaya, hasil produksi selama musim hujan bisa maksimal. Penambahan yang paling krusial, yaitu ketersediaan pupuk bersubsidi mengingat, kebutuhan akan pupuk di wilayah ini mencapai 300-350 kilogram per hektarenya.
Untuk penambahan alokasi pupuk ini, pihaknya sudah mengirimkan permohonan ke provinsi supaya bisa direalokasikan."Realokasi pupuk sangat penting. Soalnya, luasan tanam kita bertambah," ujarnya.
Menurut Agus, dengan adanya penambahan luasan tanam ini diharapkan hasil produksi padi selama Oktober-Maret bisa maksimal. Meskipun sampai saat ini, hasil produksi petani masih di kisaran 6 ton sampai 6,5 ton gabah kering pungut (GKP) per hektarenya. Namun, bila luas lahannya bertambah maka akan ada penambahan hasil produksi juga."Karena itu, kita optimistis hasil pertanian di Purwakarta tetap surplus," ujarnya.
Sementara itu, Aceng Ruslan (42 tahun), petani asal Desa Cibogo Girang, Kecamatan Plered, mengatakan, saat ini petani sudah banyak yang turun ke sawah untuk segera tanam. Hal ini mengingat, sudah ada himbauan dari penyuluh (dinas) guna segera tanam. Sebab, harus mengejar musim hujan."Jangan sampai, petani gagal tanam akibat benihnya membusuk tergenang air hujan," ujarnya. Terkait dengan benih dan pupuk bersubsidi, Aceng mengaku sampai saat ini masih tersedia. Karenanya, petani tidak memiliki alasan untuk menunda tanam. Apalagi, pasokan airnya sangat melimpah.