EKBIS.CO, JAKARTA -- Presiden Direktur Bank Central Asia (BCA) Jahja Setiaatmadja menyatakan, perbankan tidak bisa sepenuhnya mengganti layanan keuangan ke sistem digital. Sebab, pengguna layanan perbankan tidak semuanya generasi milenial.
"Sistem lama tidak bisa langsung dibuang. Perlu waktu, setidaknya 10 tahun. Produk lama harus tetap dipertahankan tapi teknologi juga harus dipertimbangkan," ujar Jahja dalam sebuah diskusi di Jakarta, Selasa, (28/11).
Menurutnya, transformasi layanan keuangan tidak bisa dilakukan secara langsung melainkan bertahap. "Ini perlu kita perhatikan untuk transformasi perubahan layanan perbankan ke digital," kata dia.
Dia menyebutkan, saat ini BCA memiliki sekitar 1.200 cabang. Dengan transaksi hanya 13 juta kali per bulan. Sedangkan transaksi di mesin Anjungan Tunai Mandiri (ATM) BCA mencapai 157 juta kali per bulan, lalu jumlah transaksi di internet banking sekitar 165 juta kali per bulan padahal baru dimulai pada 2010.
Meski begitu, Jahja menyatakan, secara total nilai, transaksi di cabang masih tetap paling banyak yakni mencapai Rp 1.300 triliun. Sedangkan nilai transaksi di internet banking sekitar Rp 600 triliun.
"Jadi kita tidak bisa mengatakan cabang berkurang karena tergantung mass-nya. Kemudian, kita dari top (atas) ke bawah memang sudah harus familiar dengan digital," kata Jahja.
Sebelumnya, Jahja juga menyatakan, meski tren digital meningkat, tapi tahun depan masih akan membuka kantor cabang baru. Hanya saja tidak sebanyak tahun-tahun sebelumnya.
"Kemungkinan buka kantor cabang baru sekitar 30 sampai 40. Kalau tahun sebelumnya bisa 70 sampai 80 kantor cabang baru dibuka," kata Jahja.
Menurutnya, kantor cabang baru masih dibutuhkan. Hal itu karena masih banyak daerah yang belum terjamah perbankan. Dirinya mengungkapkan, perseroan berinvestasi Rp 700 juta sampai Rp 1 miliar untuk satu kantor cabang kecil. Dengan begitu BCA akan mengeluarkan dana sekitar Rp 30 miliar untuk pembukaan kantor cabang pada 2018
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement