Senin 11 Dec 2017 14:31 WIB

Kementan Luncurkan Empat Varietas Padi Unggul Baru

Rep: Halimatus Sa'diyah/ Red: Gita Amanda
Badan Penelitian dan Pengembangan (Litbang) Pertanian meluncurkan empat varietas padi unggul baru yang dapat ditanam di beragam kondisi agroekosistem. Keempat jenis padi baru itu diberi nama Impago 12, Impara 8 dan 9, Rindang 1 dan 2, serta Luhur 1 dan 2.
Foto: Halimatus Sa'diyah
Badan Penelitian dan Pengembangan (Litbang) Pertanian meluncurkan empat varietas padi unggul baru yang dapat ditanam di beragam kondisi agroekosistem. Keempat jenis padi baru itu diberi nama Impago 12, Impara 8 dan 9, Rindang 1 dan 2, serta Luhur 1 dan 2.

EKBIS.CO, SUBANG -- Badan Penelitian dan Pengembangan (Litbang) Pertanian meluncurkan empat varietas padi unggul baru yang dapat ditanam di beragam kondisi agroekosistem. Keempat jenis padi baru itu diberi nama Impago 12, Impara 8 dan 9, Rindang 1 dan 2, serta Luhur 1 dan 2.

Kepala Badan Litbang Pertanian Andi Muhammad Syakir menjelaskan, padi jenis Impago 12 diperuntukkan untuk tanah kering masam. Jenis padi ini juga telah terbukti tahan terhadap kekeringan dan keracunan. Padi Impago 12 memiliki potensi hingga 10,2 ton per hektare. Menurut Syakir, jenis padi tersebut cocok untuk ditanam di Provinsi Lampung yang memiliki karakter tanah kering masam.

Selain itu, Badan Litbang Pertanian juga berhasil mengembangkan padi Impara 8 dan 9 yang diperuntukkan untuk ditanam di tanah rawa. Adapun varietas Rindang 1 dan 2 paling sesuai untuk ditanam di lahan perkebunan muda karena ia tahan terhadap naungan.

Sementara, padi jenis Luhur 1 dan 2 dikhususkan untuk pengembangan di wilayah dataran tinggi di atas 750 meter di atas permukaan laut. Padi jenis ini tahan terhadap cuaca dingin di dataran tinggi.

"Sekarang semua ekosistem bisa dijangkau oleh varietas-varietas baru tersebut," ujar Syakir, dalam acara Gelar Inovasi Teknologi di Balai Besar Penelitian Tanaman Padi, Subang, Jawa Barat, Senin (11/12).

Ia berharap, hasil inovasi teknologi itu dapat mendukung cita-cita Indonesia untuk menjadi lumbung pangan dunia pada 2045.

Untuk mencapai target itu, kata Syakir, Indonesia tidak bisa jika hanya mengandalkan 8,1 juta hektare lahan padi yang ada saat ini. Oleh karenanya, dibutuhkan padi-padi varietas khusus untuk dikembangkan di agroekosistem tertentu seperti lahan rawa, perkebunan, iklim kering dan dataran tinggi.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement