EKBIS.CO, PARIS -- Sebagai bagian rencana investasi eksternal (EIP), Komisioner Iklim dan Energi Uni Eropa (UE) Miguel Arias Canete mengumumkan UE akan berinvestasi hingga 9 miliar euro atau sekitar Rp 144 triliun (kurs Rp 16.000 per euro) di tiga area dalam memerangi perubahan iklim. Pengumuman itu dibuat di sela-sela pertemuan tingkat tinggi One Earth Summit 2017.
Canete mengatakan, Kesepakatan Paris yang disepakati 195 negara pada 2015 lalu mendorong investasi ramah lingkungan. EIP akan fokus pada pembangunan berkelanjutan, energi rendah emisi, dan transisi ramah iklim di Afrika dan kawasan tetangga UE.
''Investasi kami harapkan juga membawa keuntungan lain berupa lapangan kerja baru, pertumbuhan berkelanjutan, perbaikan kesehatan, pengentasan kemiskinan, dan konektivitas yang lebih baik,'' ungkap Canete seperti dilansir laman resmi Uni Eropa, Selasa (12/12).
Anggota Komisi Pembangunan dan Kerja sama Internasional Neven Mimica mengatakan, area prioritas ini memang masuk dalam agenda investasi berkelanjutan. Hal ini membuka potensi terciptanya sumber energi berkelanjutan, digitalisasi pembangunan UMKM, dan mengurangi kemiskinan. ''Kami harap ini bermanfaat untuk banyak pihak,'' kata Mimica.
EIP juga melibatkan Dana Pembangunan Berkelanjutan Eropa (EFSD) untuk mendukung investasi perubahan iklim dari institusi keuangan dan sektor privat. Hal itu akan ditempuh dengan menekan risiko investasi dan mendayagunakan tambahan dana yang ada untuk beberapa program tambahan seputar kota berkelanjutan, energi dan konektivitas, serta pertanian, usaha pedesaan, dan agribisnis.
Presiden Prancis Emmanuel Macron bersama para pemimpin dunia hadir dalam One Planet Summit di Paris, Prancis, pada Selasa (12/12) yang fokus pada pembiayaan program-program perubahan iklim. Ini adalah pertemuan ke dua terkait isu perubahan iklim di Paris setelah pada 2015 lalu, 195 negara sepakat mengadopsi Kesepakatan Paris dalam pertemuan tahunan Konferensi Bersama di bawah kerangka Konvensi Perubahan Iklim PBB pertama di Paris(COP21).