EKBIS.CO, BANDAR LAMPUNG -- Setelah harga beras terus melambung, giliran harga cabai merah kembali meroket di pasar tradisional Kota Bandar Lampung, yang mencapai Rp 40 ribu per kilogram (kg) pada awal Januari 2018. Kenaikan harga cabai merah tersebut disebabkan kondisi cuaca dan faktor transportasi.
Beberapa pedagang sayur mayur di Pasar Induk Tamin Bandar Lampung menyatakan, kenaikan harga cabai merah sudah terjadi pada akhir Desember 2017. Pada waktu itu harga cabai sudah menyentuh angka Rp 25 ribu per kg. Setelah memasuk libur panjang hingga awal tahun 2018 harga cabai terus bergerak naik hingga mencapai Rp 40 ribu per kg.
"Sekarang harga cabai sudah Rp 40 ribu per kg, sebelumnya masih Rp 22 ribu sampai Rp 24 ribu per kg," kata Sudarso, pedagang bahan pokok kebutuhan dapur rumah tangga di Pasar Induk Tamin Bandar Lampung, Kamis (4/1).
Menurut dia, pasokan dan stok cabai merah masih tersedia banyak, namun harga terus bergerak naik sejak Desember tahun lalu. Kenaikan harga, ia memperkirakan karena faktor cuaca sehingga banyak yang gagal panen, juga disebabkan faktor transportasi pada liburan akhir tahun lalu.
Di Pasar Pasir Gintung Bandar Lampung harga cabai merah justru sudah menyentuh harga Rp 45 ribu per kg. Stok cabai di pedagang masih mencukupi, namun pasokan dari agennya masih tersendat, karena terkendalan transportasi. Stok cabai masih banyak, cuma harga saja yang naik, penyebabnya tidak tahu, kata Wati, penjual cabai merah di pasar tersebut.
Sedangkan harga cabai di tingkat pengecer di pemukiman penduduk sudah rata-rata Rp 45 ribu per kg. Karena pembeli ibu rumah tangga dengan secara eceran, maka harganya bisa mencapai Rp 45 ribu per kg. Harga cabai merah eceran di pemukiman penduduk Rp 12 ribu seperempat kilogram.
Kabid Statistik Distribusi BPS Lampung Bambang Widjanarko mengatakan, kenaikan harga cabai merah yang berfluktuatif turut menyumbang inflasi Kota Bandar Lampung selama ini. Bila harga cabai melambung, ia mengatakan inflasi kota juga akan terdongkrak tinggi. Harga cabai merah sangat berpengaruh menyumbang inflasi Kota Bandar Lampung, katanya.