EKBIS.CO, PANGKALPINANG -- Harga cabai rawit panenan petani lokal di Pangkalpinang, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mencapai Rp 120 ribu per kilogram. Ini lebih mahal dibandingkan dengan cabai rawit dari luar daerah yakni Rp 70 ribu/kg.
"Harga cabai rawit lokal mahal, karena rasanya lebih pedas dibandingkan cabai rawit dari luar daerah," kata seorang pedagang di Pasar Pembangunan, Tofik di Pangkalpinang, Jumat (5/1).
Ia menjelaskan saat ini harga cabai rawit lokal di sejumlah pasar tradisional masih berfluktuasi tinggi kisaran Rp 110 ribu hingga Rp 120 ribu dari harga normal Rp 60 ribu per kilogram, karena hasil petani lokal kurang untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang tinggi.
"Curah hujan di Pangkalpinang cukup tinggi sehingga mempengaruhi hasil produksi petani cabai," katanya.
Harga cabai rawit hijau Rp 60 ribu per kilogram dari harga sebelumnya Rp 35 ribu sedangkan harga bawang merah lokal masih bertahan Rp 18 ribu per kilogram, bawang merah Brebes Rp 26 ribu dan bawang putih Rp 20 ribu per kilogram.
"Konsumen lebih meminati cabai lokal, karena lebih pedas dibandingkan cabai dari Jawa dan Sumatra," ujarnya.
Kepala Dinas Koperasi, Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dan Perdagangan Kota Pangkalpinang, Akhmad Subekti mengatakan, cabai lokal lebih pedas karena pengaruh kondisi alam dan tanah yang memiliki tingkat keasaman yang tinggi di daerah Babel.
"Meski belum ada penelitian ilmiah, namun cita rasa cabai ini kemungkinan besar dipengaruhi kondisi alam dan tanah," katanya.
Tidak hanya cabai, lada putih hasil petani lokal juga lebih pedas dibandingkan daerah lainnya, sehingga komoditas ini sangat diminati pasar global.
"Ini artinya hasil pertanian dan perkebunan daerah ini lebih baik dibandingkan daerah lainnya," ujarnya.