Ahad 07 Jan 2018 05:53 WIB

Kawasan Industri Ditargetkan Tarik Investasi Rp 250 Triliun

Rep: Eko Supriyadi/ Red: Ratna Puspita
Menteri Perindustrian Airlangga Hartanto
Foto: Republika/Mahmud Muhyidin
Menteri Perindustrian Airlangga Hartanto

EKBIS.CO,  JAKARTA -- Menteri Perindustrian Airlangga Hartanto menargetkan, tahun 2018, nilai investasi yang bisa ditarik dari 13 kawasan industri akan mencapai Rp 250,7 triliun. Untuk mencapai target tersebut, pemerintah telah memberikan kemudahan berinvestasi. 

“Pemerintah telah memberikan kemudahan berinvestasi di dalam kawasan industri, antara lain melalui pemberian insentif fiskal dan nonfiskal serta pembentukan satgas untuk penyediaan gas, listrik, air, SDM, lahan, tata ruang, dan lain-lain,” kata dia dalam siaran pers yang diterima, Sabtu (6/1).

Pemerintah juga akan melakukan promosi kepada para pemodal mengenai iklim usaha yang kondusif di Indonesia dan perluasan pasar produk industri lokal ke kancah internasional. “Pemerintah akan mengadakan roadshow kepada investor potensial dan rating agency agar mereka mengenal Indonesia dan mengetahui regulasi-regulasi yang sudah diperbaiki terkait penciptaan iklim investasi yang baik,” kata dia. 

Ke-13 kawasan industri (KI) tersebut, yaitu KI Morowali, Sulawesi Tengah, KI atau Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sei Mangkei,  Sumatera Utara, KI Bantaeng, Sulawesi Selatan, KI JIIPE Gresik, Jawa Timur, KI Kendal, Jawa Tengah, dan KI Wilmar Serang, Banten. Selanjutnya, KI Dumai, Riau, KI Konawe, Sulawesi Tenggara, KI/KEK Palu, Sulawesi Tengah, KI/KEK Bitung, Sulawesi Utara, KI Ketapang, Kalimantan Barat, KI/KEK Lhokseumawe, Aceh, dan KI Tanjung Buton, Riau. 

Menperin menjelaskan, pemerintah telah memfasilitasi pembangunan sejumlah kawasan industri terpadu dengan fasilitas-fasilitas yang menunjang guna memudahkan para investor mengembangkan bisnisnya di Tanah Air. Pembangunan kawasan industri, dia menuturkan, merupakan salah satu upaya pemerintah untuk mengurangi ketimpangan ekonomi dalam negeri serta mewujudkan Indonesia sentris.

Menurut Menperin, proyeksi investasi di industri secara keseluruhan sektor manufaktur pada tahun ini sebanyak Rp 352 triliun. Dengan adanya investasi di sektor industri, bisa tercipta lapangan kerja baru dan multiplier effect seperti peningkatan nilai tambah dan penerimaan devisa dari ekspor. “Oleh karenanya, industri menjadi penunjang utama dari target pertumbuhan ekonomi,” kata dia. 

Kementerian Perindustrian mencatat, ekspor industri pengolahan non-migas sampai November tahun 2017 sebesar 114,67 miliar Dolar AS atau naik 14,25 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2016 sekitar 100,36 miliar Dolar AS. Ekspor industri pengolahan nonmigas ini memberikan kontribusi hingga 74,51 persen dari total ekspor nasional sampai November 2017 yang mencapai 153,90 miliar Dolar AS.

“Untuk menggenjot ekspor, diperlukan kemudahan akses pasar,” ujar Airlangga.

Dalam hal ini, pemerintah terus berunding untuk menyepakati perjanjian kerja sama ekonomi yang komprehensif dengan Eropa, Amerika Serikat, dan Australia. Kalau hambatannya itu dikurangi, seperti bea masuk ekspor, kinerja indusri tekstil dan alas kaki akan ikut naik. 

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement