EKBIS.CO, JAKARTA -- Pemerintah telah memulai operasi pasar secara masif demi meredam gejolak harga yang terjadi pada beras medium. Operasi khusus tersebut akan diprioritaskan untuk pasar-pasar di mana beras dijual dengan harga yang jauh melampaui Harga Eceran Tertinggi (HET).
Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita menyebut, di DKI Jakarta ada 13 dari 112 pasar yang terpantau dalam posisi 'merah'. Untuk membuat harga beras kembali stabil, ia menyebut, Bulog akan segera memasok 6.500 ton beras ke Pasar Induk Beras Cipinang.
"Untuk Jakarta, langsung masuk dikirim hari 6.500 ton. Begitu kurang, besok dikirim lagi. Tidak ada soal," kata Mendag, usai melepas tim operasi pasar di Gudang Bulog Divre Jakarta dan Banten, Selasa (9/1).
Dalam operasi pasar kali ini, pemerintah menetapkan beras medium Bulog wajib dijual oleh mitra pedagang ke konsumen seharga Rp 9.300 per kilogram.
Situs hargapangan.id, pada (Selasa 9/1), mencatat harga rata-rata nasional untuk beras kualitas medium I berada di level Rp 12.000 per kilogram dan beras medium II Rp 11.900 per kilogram.
Harga itu jauh di atas Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan Kementerian Perdagangan untuk beras.Berdasarkan peraturan menteri perdagangan (Permendag) Nomor 57 Tahun 2017, HET untuk beras medium ditetapkanRp 9.450 per kilogram untuk wilayahJawa, Lampung, Sumatra Selatan, Bali, Nusa Tenggara Barat dan Sulawesi.
Enggartiasto sendiri menargetkan harga rata-rata beras nasional akan berangsur turun seiring dengan kegiatan operasi pasar yang akan berlangsung sampai akhir Maret mendatang."Kita lihat dalam 1-2 hari harusnya harga mulai turun,"
Kendati begitu, ia tidak menjelaskan penyebab tingginya harga komoditas pangan utama masyarakat tersebut. Mendag memilih untuk fokus melakukan penetrasi harga ke pasar.