EKBIS.CO, PURBALINGGA -- Operasi pasar yang dilakukan Bulog Banyumas bekerja sama dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Purbalingga, dilakukan dengan melibatkan pihak kepolisian.
''Setiap hari, OP kita lakukan bersama Bulog di beberapa pasar tradisional. Mudah-mudahan dengan pelaksanaan OP ini, harga beras bisa diturunkan,'' kata Kabid Perdagangan pada Dinperindag Purbalingga Johan Arifin, Rabu (10/1).
Dia menyebutkan, OP dilakukan dengan melibatkan pihak kepolisian, karena beras OP tidak hanya dijual langsung pada konsumen. Melainkan juga dijual melalui pedagang di pasar-pasar, agar dijual kembali kepada konsumen.
''Kami bersama anggota dari Polres Purbalingga akan melakukan pengawasan kepada pedagang yang telah membeli beras operasi pasar Bulog. Pengawasan dilakukan agar pedagang menjual beras OP sesuai HET, dan tidak coba-coba melakukan penimbunan beras,'' ujarnya.
Dari pemantauan, beras OP yang dijual langsung pada masyarakat dihargai Rp 9.350 per kg. Sedangkan kepada pedagang, Bulog hanya menjual beras OP seharga Rp 8.100. ''Dengan harga jual ke pedagang yang lebih rendah, kami berharap pedagang bisa menjual kembali beras OP yang dibeli dari OP seharga HET Rp 9.450. Tidak boleh lebih dari HET, karena margin keuntungannya sudah cukup banyak,'' katanya.
Dia menyebutkan, pada Selasa (9/1), OP juga sudah digelar di pasar Segamas dan pasar Penican dengan menjual beras medium sebanyak 4,95 ton. Banyaknya beras yang dijual dalam OP, tergantung pada daya serap konsumen dan pedagang. ''Yang jelas, kami akan melakukan OP setiap hari,'' katanya.
Dia berharap, dalam pelaksanaan OP yang terus menerus, maka harga beras bisa segera menjadi normal kembali. Dari pemantauan di beberapa pasar tradisional wilayah Purbalingga, harga beras medium yang banyak dikonsumsi masyarakat, dijual seharga Rp 12 ribu-Rp 13,5 ribu per kg, tergantung varietasnya.
Baca juga: Harga Beras Naik, Data Produksi Surplus Kementan Dikritik