EKBIS.CO, SURABAYA -- Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa Timur (Jatim) Teguh Pramono menjelaskan, impor Jawa Timur pada Desember 2017 mengalami kenaikan sebesar 0,67 persen dibanding bulan sebelumnya. Tercatat, nilai impor Jatim sebesar 2,02 miliar dolar Amerika Serikat (AS), atau naik tipis dibanding November 2017 sebesar 2,00 miliar dolar AS.
"Kondisi positif ditunjukkan oleh impor komoditi migas. Sedangkan komoditi non-migas mengalami penurunan," kata Teguh di Kantor BPS Jatim, Jalan Raya Kendangsari Industri Nomor 43-44, Kendangsari, Tenggilis Mejoyo, Surabaya, Senin (15/1).
Teguh menjelaskan, impor migas ke Jatim pada Desember 2017 mengalami kenaikkan sebesar 9, 05 persen dibanding bulan sebelumnya. Yakni dari 419,49 juta dolar Amerika Serikat menjadi 457,45 juta dolar AS. Nilai tersebut juga naik 52,67 persen, jika dibanding bulan Desember di tahun sebelumnya yang hanya 235,21 juta dolar AS.
Sementara itu, pada komoditi non-migas, impor ke Jatim di Desember 2017 mengalami penurunan 1,55 persen. Impor non-migas turun menjadi 1.558,95 juta dolar AS dibanding bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 1.583,50 juta dolar AS.
"Komoditi non-migas ini mencakup 77,31 persen dari total impor Jawa Timur pada Desember 2017. Makanya penurunan komoditi non-migas yang lebih besar dibanding kenaikan komoditi migas, tetap menjadikan penurunan total impor Jatim pada Desember 2017," ujar Teguh.
Jika dikelompokkan berdasarkan Harmonized System (HS) 2 digit, kelompok barang mesin-mesin atau peralatan mekanik (HS 84) merupakan komoditi utama impor Jatim pada Desember 2017. Kelompok ini membukukan nilai transaksi sebesar 175,50 juta dolar AS, atau turun 3,04 persen dari bulan sebelumnya sebesar 181,00 juta dolar AS.
"Kelompok barang ini mempunyai peran 11,26 persen dari total impor non-migas Jatim pada Desember 2017," kata Teguh.
Jika dilihat berdasarkan peranan impor, Cina tercatat sebagai negara asal barang non-migas Jatim selama Januari-Desember 2017. Peranan Cina ini sebesar 28,05 persen pada impor non-migas Jatim selama 2017. Kemudia Amerika Serikat yang memiliki peranan sebesar 15,45 persen, dan Korsel dengan kontribusi sebesar 5,16 persen.
Yuk gabung diskusi sepak bola di sini ...
Advertisement