Selasa 16 Jan 2018 16:30 WIB

Harga Kebutuhan Pokok di Kabupaten Bandung Melonjak

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Nur Aini
Sembako di pasar tradisional (Ilustrasi)
Foto: infogress.com
Sembako di pasar tradisional (Ilustrasi)

EKBIS.CO, SOREANG -- Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Bandung mengungkapkan sejumlah harga bahan pokok mengalami kenaikan seperti beras, daging ayam potong, cabai rawit, dan telur. Penyebabnya karena faktor cuaca yang buruk serta untuk harga beras disebabkan belum panen raya.

Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian, Kabupaten Bandung, Popi Hopipah mengungkapkan penyebab harga beras naik karena belum panen raya dan faktor cuaca yang buruk. Menurutnya, kenaikan harga beras tidak hanya terjadi di Kabupaten Bandung. Namun juga secara nasional.

"Beras itu bukan masalah Kabupaten Bandung saja tapi nasional. (Penyebabnya) belum panen raya dan faktor cuaca. Sementara untuk komoditas lain dipengaruhi cuaca," ujarnya di Bojongsoang, Kabupaten Bandung, Selasa (16/1).

 

Menurutnya, saat ini stok beras mencukupi tetapi harga jual dari petani ke pelaku usaha tinggi. Sehingga, ketika masuk di pasaran harganya lebih mahal di mana terdapat kenaikan sebesar Rp 1.000 hingga Rp 1.500 per kg. "Harga gabah sudah tinggi. Beras medium 10 persen di premium 15 persen," ungkapnya.

 

Ia menuturkan, stok beras di Kabupaten Bandung untuk tiga bulan ke depan relatif aman. Selain itu, bahan pokok telur di Kabupaten Bandung masih harus dikirim dari daerah Jawa. Sebab, stok di Kabupaten Bandung sendiri belum memenuhi pasar.

 

"Kalau cuaca tidak bagus, banjir menghambat distribusi. Ayam juga jika cuaca ekstrim membuat harga naik," ungkapnya. Sementara itu, harga cabai tanjung dan rawit mengalami kenaikan sebesar Rp 5.000 per kg.

 

Popi mengatakan terkait rencana operasi pasar pihaknya sudah berkoordinasi dengan Bulog. Harga beras medium di Bulog per kilogram masih Rp 8.500. Pihaknya mendorong agar operasi pasar bisa dilakukan dengan segera.

 

"Paling lambat minggu depan kita akan melakukan operasi pasar untuk beras medium bukan premium," katanya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement