Senin 29 Jan 2018 11:11 WIB

Panen Raya Belum Berdampak pada Harga Beras di Solo

Solo menggelar pasar murah untuk menekan harga pangan di pasaran.

Rep: Andrian Saputra/ Red: Nur Aini
Harga Beras Masih Tinggi. ilustrasi
Foto: Republika/ Wihdan
Harga Beras Masih Tinggi. ilustrasi

EKBIS.CO, SOLO -- Panen Raya yang berlangsung di Kabupaten Sragen beberapa hari lalu diharapkan cepat memberi dampak terhadap penurunan harga beras di Solo. Namun, Sekretaris Daerah Kota Solo, Budi Yulistianto mengungkapkan hingga saat ini harga beras masih melambung tinggi.

"Ngefek tidaknya (panen raya) fakta di lapangan beras masih di atas Rp 10 ribu, Rp 13 ribu sekarang, makanya kita lakukan pasar murah," kata Budi di sela-sela membuka pasar Murah di depan pasar Gede Solo pada Senin (29/1).

Di Solo, saat ini harga beras medium di pasaran Rp 10.750 sedangkan  untuk beras premium Rp 13.300. Untuk itu, Pemkot Solo bersama Tim Pengendali Infalsi Daerah menggelar pasar murah sebagai upaya untuk menekan harga kebutuhan pokok yang terus meroket.

Terdapat sejumlah kebutuhan pokok yang dijual dengan harga miring di pasar murah. Beras premium dijual Rp 10 ribu per kilogram sementara beras medium Rp 9.350 per kilogram. Masing-masing jenis beras dikemas 5 kilogram.

Selain beras terdapat juga minyak kemasan satu liter yang di bandrol dengan harga Rp 11 ribu, sedangkan kemasan dua liter Rp 22 ribu. Di pasaran minyak curah sawit saat ini dijual Rp 11.500 sedangkan untuk minyak kemasan refil (Bimoli) Rp 13.500.

Sementara tepung terigu di pasar murah dijual Rp 6.500 sementara di pasaran harganya masih Rp 8.500. Gula pasir di pasar murah dijual Rp 11 ribu sementara di pasaran Rp 11.500 per kilogram. Sedangkan harga daging sapi beku  di pasar murah Rp 85 ribu per kilogram sementara di pasaran harga daging sapi segar mencapai Rp 115 ribu per kilogram. Pasar murah juga menyediakan 100 gas elpiji ukuran 3 kilogram yang dijual Rp 15 ribu.

Budi mengatakan kegiatan tersebut sebagai bentuk interfensi Pemkot Solo menyikapi naiknya harga-harga kebutuhan pokok dan lesunya daya beli masyarakat. "Penyokong utama infalsi yaitu kebutuhan pokok dan ini bisa kita kendalikan. Ini kehadiran pemerintah bahi masyarakat dan bentuk pengendalian harga," katanya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement