Senin 29 Jan 2018 14:31 WIB

Mentan Ancam Copot CPNS yang Terlambat

Para CPNS diminta patuh pada regulasi yang ada.

Rep: Melisa Riska Putri/ Red: Gita Amanda
Menteri Pertanian Amran Sulaiman memberikan SK  kepada 436 orang CPNS Kementerian Pertanian Formasi Tahun 2017.
Foto: Melisa Riska Putri
Menteri Pertanian Amran Sulaiman memberikan SK kepada 436 orang CPNS Kementerian Pertanian Formasi Tahun 2017.

EKBIS.CO, JAKARTA -- Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menegaskan para Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) untuk tidak terlambat. Bahkan ancaman pencopotan menjadi risiko yang siap diterima para CPNS terlambat.

"Kalau Anda membantu mereka terlambat, sama saja membantu mereka menjadi pengkhianat," ujar dia, Senin (29/1).

Bukan hanya itu, para CPNS itu pun diminta patuh pada regulasi yang ada dan senantiasa mengikuti atasan. Tidak mengeluh, mengingat keragaman suku yang membuat cara penyampaian setiap orang berbeda. "Kalau sudah mencela atasan Anda, sudahlah tinggalkan saja tempat ini, berhenti kerja," ujar dia.

Guna memanfaatkan waktu yang ada, Amran meminta pegawainya tidak lagi mengunggah foto makanan. Alasannya, hal tersebut diakuinya hanya membuang waktu yang lebih baik digunakan untuk diskusi teknologi terkini.

Ia pun meminta Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) untuk menindak tegas mereka. Gugur hingga 50 persen bagi Amran bukan hal buruk, karena CPNS yang tersisa tersebut adalah yang terbaik. "Pak, dikasih peringatan skorsing kalau begitu (mengunggah foto makanan)," kata dia.

photo
CPNS Kementerian Pertanian.

Untuk diketahui, Senin (29/1) di Auditorium Kementerian Pertanian Amran menyerahkan Surat Keputusan (SK) kepada 436 orang yang diterima dari 475 kuota Badan Kepegawaian Negara (BKN). Dari angka tersebut, sebanyak 107 orang cumlaude dari 112 kuota cumlaude, enam disabilitas dari kuota delapan orang, delapan orang dari kuota Papua dengan kuota 10 orang dari BKN. Sementara sisanya yakni 315 orang masuk melalui kuota umum dari kuota 345 dari BKN.

Semua CPNS tersebut, ia melanjutkan, harus didoktrin dengan baik. Orientasi lapangan pun akan dilakukan agar mereka mengenal secara utuh pertanian. "Mereka ke lapangan, mereka melihat langsung tiga hingga enam bulan setelah itu kembali ke tempat masing-masing," ujar dia.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement