EKBIS.CO, SUKABUMI -- Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman melakukan panen raya padi di Desa Pangumbahan, Kecamatan Ciracap, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, Selasa (6/2). Kedatangannya ke lokasi panen untuk mengawal harga gabah di Sukabumi yang dikabarkan anjlok.
"Kami dengar laporan Senin (5/2) pagi kemarin bahwa harga gabah di Sukabumi anjlok Rp 3.800 per kilogram," ujar Amran kepada wartawan setelah panen padi di Desa Pangumbahan, Sukabumi Selasa. Informasi ini, kata dia, langsung ditindaklanjuti dengan menjadwalkan kunjungan ke Sukabumi.
Amran mengungkapkan, dia berangkat dari Jakarta pada Selasa subuh untuk kunjungan kerja ke Garut dan akhirnya ke Sukabumi. Dari hasil pengecekan langsung ke lapangan, ternyata benar harga gabah di Sukabumi mengalami penurunan tajam.
Oleh karena itu, Kementerian Pertanian langsung melakukan kerja sama atau MoU dengan Bulog, BRI, Menteri Desa, dan Babinsa TNI. "Terutama dalam bahu-membahu menyerap gabah dari petani," ujar Mentan.
Amran menuturkan, pemerintah membeli gabah bukan beras dengan menerjunkan tim sergap gabah ke petani. Nantinya, hasil gabah dari petani dibawa ke penggilingan dan dikirm ke gudang Bulog. "Kami harap tidak ada lagi harga gabah di bawah Rp 3.800 per kilogram," ujar Amran.
Harga gabah dengan besaran rendah itu dipastikan akan menyebabkan kerugian bagi petani. Sehingga, pemerintah mengirim tim ke Sukabumi. Selain di Sukabumi, Amran melanjutkan, anjloknya harga gabah juga dilaporkan terjadi di Pati Jawa Tengah. Harga gabah di daerah tersebut dilaporkan sebesar Rp 3.700 per kilogram.
Menurut Amran, harga gabah ini baru terjadi pada sepekan setelah panen raya. "Bagaimana nantinya kalau sudah dua pekan, sehingga tim sergap gabah diterjunkan," cetus dia.
Amran pun meminta harga gabah di tingkat petani minimal Rp 3.800 hingga Rp 4.000 per kilogram. Dia berharapm harga gabah di petani di Pati dan Sukabumi bisa mencapai besaran tersebut.
Untuk mengawal harga gabah, Mentan berjanji akan melakukan kunjungan ke sejumlah lumbung pangan lainnya di Indonesia. Setelah Jabar, wilayah lain yang akan dikawal langsung adalah Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatra Selatan, Sulawesi Selatan, Lampung, dan Nusa Tenggara Barat (NTB).
"Jangan biarkan petani jalan sendiri, kami akan cek harga gabah mereka apakah harga layak atau tidak. Kalau di bawah (HPP) akan dicek secepatnya," kata Amran.
Ketua Gapoktan Sabilulungan sekaligus Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kecamatan Ciracap Kabupaten Sukabumi, Ruswandi, membenarkan anjloknya harga gabah di selatan Sukabumi. Sebenarnya, harga gabah di awal panen Januari lalu sempat mencapai Rp 5.800 per kilogram.
Tingginya harga gabah ini diikuti dengan harga beras yang tingg, yakni mencapai Rp 11 ribu hingga Rp 13 ribu per kilogram. Namun, kata dia, pada awal Februari 2018 atau di saat panen raya, harga gabah mulai anjlok.
Menurut Ruswandi, harga gabah per Selasa turun mencapai Rp 3.800 per kilogram. Ia berharap, harga gabah bisa kembali naik dan stabil minimal di angka Rp 4.000 per kilogam. "Harga gabah stabdil dan bisa diserap oleh tim sergap gabah."
Ruswandi menambahkan, pada awal Feberuari hingga pertengahan bulan nanti ada sekitar 450 hektare lahan pertanian di Desa Pangumbahan yang melakukab panen. Rata-rata dari satu hektare lahan pertanian tersebut menghasilkan enam ton gabah.