EKBIS.CO, JAKARTA -- Perundingan Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (Indonesia-EU CEPA) telah memasuki putaran ke-empat yang berlangsung pada 19-23 Februari 2018 di Surakarta, Jawa Tengah. Indonesia-EU CEPA merupakan perjanjian perdagangan bebas antara Indonesia dan Uni Eropa yang ditargetkan dapat disepakati pada tahun ini.
Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan, Iman Pambagyo, yang memimpin delegasi Indonesia, mengatakan dalam perundingan putaran ke-empat ini, ada sejumlah isu yang akan dibahas, antara lain perdagangan
barang, perdagangan jasa, investasi, hak kekayaan intelektual, persaingan usaha, perdagangan dan pembangunan berkelanjutan, UMKM, perdagangan barang dan jasa pemerintah, karantina, aturan standar, mekanisme penyelesaian sengketa, serta kerja sama dan pengembangan kapasitas.
"Khusus pada putaran ke-4 ini, Indonesia akan mengintensifkan perundingan akses pasar dan pembahasan naskah perjanjian," ujarnya, lewat keterangan tertulis, Selasa (20/2).
Iman memandang, putaran ke-empat ini sangat penting untuk mendorong perundingan memasuki tahapan substansial, baik untuk perundingan akses pasar khususnya perdagangan barang dan jasa, serta perundingan teks.
Selain isu substansi perundingan, Indonesia juga menaruh perhatian khusus pada penyelesaian isu hambatan yang dihadapi oleh produk palm oil Indonesia di pasar Uni Eropa. Salah satu kasus yang disorot secara khusus adalah keputusan Parlemen Eropa
mengenai peningkatan penggunaan energi terbarukan menjadi 35 persen pada tahun 2030 dan penerapan phase-out bagi kontribusi biofuels yang berasal dari minyak sawit pada tahun 2021.
Iman menegaskan, Indonesia menyayangkan keputusan Parlemen Eropa yang dinilai bersifat diskriminatif pada Indonesia sebagai negara produsen minyak sawit. Karena itu, delegasi Indonesia dan Uni Eropa akan mengadakan sesi khusus pembahasan isu keberlanjutan dan palm oil di tengah-tengah perundingan di Surakarta ini.
Bagi Indonesia, perundingan Indonesia-EU CEPA sendiri merupakan satu perundingan yang paling ambisius yang pernah dilakukan. Ini karena Indonesia dan Uni Eropa menargetkan eliminasi tarif bea masuk untuk lebih dari 90 persen pos tarif.
Pemerintah mencatat, pada tahun 2017, Uni Eropa merupakan tujuan ekspor terbesar ke-enam dan asal impor terbesar ke-empat bagi Indonesia. Nilai ekspor Indonesia ke Uni Eropa pada 2017 mencapai 16,2 miliar dolar AS dan nilai impor 11,2 miliar dolar AS.
Adapun total perdagangan Indonesia dengan Uni Eropa mencapai 27,4 miliar dolar AS. Selama kurun waktu lima tahun terakhir, neraca perdagangan kedua ekonomi menunjukkan surplus bagi Indonesia.