EKBIS.CO, MEXICO CITY -- Menteri Tenaga Kerja Meksiko menyatakan ketegangan terkait standar buruh di Meksiko tidak akan menghalangi penandatanganan Kesepakatan Perdagangan Bebas Amerika Utara (NAFTA). Negosiator dari AS, Kanada dan Meksiko bertemu di Mexico City pada 25 Februari hingga 5 Maret mendatang untuk kembali membicarakan beberapa isu keberlanjutan NAFTA di masa depan.
Salah satu poin yang akan dibahas adalah permintaan AS untuk mengambil porsi besar di bisnis otomotif di Amerika Utara, standar buruh di Meksiko, dan pengupahan. Menteri Tenaga Kerja Meksiko Roberto Campa mengatakan, persoalan terkait tenaga kerja itu tidak akan menghambat NAFTA.
''Dari informasi yang kami terima, kami yakin isu tenaga kerja tidak akan jadi hambatan kesepakatan akhir di NAFTA,'' kata Campa seperti dikutip Reuters, Kamis (22/2).
Asosiasi pekerja AS dan Meksiko melayangkan surat dalam pertemuan NAFTA sebelumnya dan menyampaikan kepada Departemen Tenaga Kerja AS bahwa Meksiko terus melanggar standar aturan tenaga kerja. Sementara itu, Persatuan Penguasaha Kanada, Unifor, berkali-kali menyatakan kepada NAFTA untuk memberi teguran kepada Meksiko jika masih belum memperbaiki standar tanaga kerja di sana.
Presiden AS Donald Trump mengancam AS akan keluar dari NAFTA jika kesepakatan ini tidak menguntungkan AS. Trump beralasan perjanjian ini meningkatkan defisit perdagangan AS dan membuat pilihan tenaga kerja mereka lebih ke selatan Meksiko karena berbiaya lebih rendah.
Pada pendukung NAFTA melihat integrasi industri AS dengan Meksiko meningkatkan daya saing kawasan. Dengan turunnya pertumbuhan ekonomi Meksiko, lapangan kerja jadi salah satu harapan untuk menjaga daya beli masyarakat.
Campa memprediksi, di akhir masa pemerintahan Presiden Meksiko Enrique Pena Nieto selama enam tahun yang akan berakhir pada 30 November 2018 mendatang, telah tercipta sekitar empat juta lapangan kerja formal atau lebih tinggi dari total penciptaan lapangan kerja dua pemerintahan sebelumnya. Berdasarkan data Kementerian Tenaga Kerja Meksiko, penciptaan lapangan kerja era Pena Nieto mencapai 3,1 juta pada Desember 2017 lalu.