EKBIS.CO, JAKARTA -- Perusahaan konstruksi dan investasi, PT PP (Persero) Tbk mengemukakan evaluasi prosedur konstruksi menjadi salah satu fokus utama dalam pembangunan proyek di Indonesia. Komisaris Utama PT PP Andi Gani Nena Wea meminta seluruh proyek PT PP khususnya Terowongan Notog untuk mengevaluasi kembali seluruh metode kerja, SOP, peralatan dan jadwal pengerjaan.
"Khususnya terkait keselamatan dan kesehatan kerja," ujardia, Rabu (28/2).
Ia menyampaikan saat ini PT PP sedang membangun proyek Terowongan Notog BH 1440 yang merupakan proyek terowongan double track pertama dan terpanjang di Indonesia (471 meter). Pembangunan ini menggunakan metode NATM (New Austrian Tunnel Method). Proyek terowongan Notog itu berlokasi di Banyumas, Jawa Tengah, sebagai salah satu jalur transportasi kereta api yang menghubungkan Purwokerto dan Cilacap.
Ia memaparkan terowongan Notog BH 1440 lama dibangun pada tahun 1914-1915 oleh Perusahaan Kereta Api Hindia Belanda, Staats Spoorwegen (SS). Terowongan Notog merupakan terowongan single track lengkung, yakni jalur berbelok dengan panjang 260 meter menembus bukit Gamping di Desa Notog Kecamatan Patikraja.
Terowongan Notog baru yang saat ini dibangun pada tahun 2017 oleh perseroan, lanjut dia, berada di sisi selatan terowongan eksisting yang berjarak sekitar 200 meter dan memiliki lengkungan atau R existing R 800.
"Jalur kereta api dengan panjang 550 meter ini dapat memangkas jarak tempuh dari Notog menuju Kebasen dengan kecepatan maksimum kereta saat ini dalam terowongan adalah 100-120 km per jam," kata dia.
Dijelaskan, tim proyek berinovasi dengan material pengisi forepolling yang awalnya menggunakan cement base menjadi chemical material (polyurethane), serta sliding form atau bekisting terowongan semi hidrolik.
"Inovasi yang ada diharapkan dapat dipakai di proyek-proyek serupa kedepannya sehingga pekerjaan dapat menjadi lebih efisien baik dari segi waktu, biaya maupun tenaga," katanya.
Pemerintah melalui Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan tengah mengejar target penyelesaian pembangunan jalur ganda lintas Selatan Jawa. Di antaranya lintas Purwokerto-Kroya.
Pembangunan jalur ganda diharapkan akan mengurangi kemacetan lalu lintas jalan raya, meningkatkan aksesbilitas dan mobilitas orang dan barang antar kabupaten, antarkota maupun antarprovinsi.