EKBIS.CO, SINGAPURA -- Uber menjual bisnis transportasi dan pengiriman makanan di Asia Tenggara ke pesaing regionalnya, Grab. Langkah ini menandai kemunduran lebih lanjut pasar internasional untuk Uber, setelah menjual bisnis Cina ke saingan lokalnya, Didi Chuxing pada tahun 2016.
Kedua perusahaan menggambarkan kesepakatan itu sebagai kemenangan bagi perusahaan dan penumpang mereka. Grab adalah perusahaan angkutan paling populer di Asia Tenggara dengan jutaan pengguna di delapan negara. Uber akan mempertahankan 27,5 persen saham di perusahaan yang berbasis di Singapura.
Kepala Eksekutif Uber juga akan bergabung dengan Dewan Direksi Grab. Nilai kesepakatan memnag belum diumumkan. Tapi itu termasuk penjualan semua operasi Uber di kawasan itu, termasuk layanan pengiriman makanan Uber Eats.
Dara Khosrowshahi, Chief Executive Uber
Chief Executive Uber, Dara Khosrowshahi mengatakan ini adalah sebuah bukti pertumbuhan luar biasa Uber di Asia Tenggara selama lima tahun terakhir. "Ini akan membantu kami menggandakan rencana kami untuk pertumbuhan. Karena kami berinvestasi dalam produk dan teknologi untuk menciptakan pengalaman pelanggan terbaik di planet ini," kata Khosrowshahi seperti dilaporkan BBC, Senin (26/3).
Chief Executive Grab Anthony Tan mengatakan akuisisi ini menandai awal dari sebuah era baru. "Bisnis gabungan adalah pemimpin dalam platform dan efisiensi biaya di kawasan. Bersama dengan Uber, kami sekarang berada dalam posisi yang lebih baik untuk memenuhi janji kami untuk mengalihkan pelanggan kami," kata Tan.
Persaingan di sektor transportasi daring telah semakin sengit, sehingga diskon dan promosi ditawarkan kepada pengendara dan pengemudi, yang mengurangi margin keuntungan. Tetapi konsolidasi dalam industri secara luas diharapkan setelah Softbank Group Jepang membuat investasi besar di Uber awal tahun ini.
SoftBank adalah investor utama di beberapa saingan Uber termasuk Grab, Didi Chuxing Cina dan Ola India. Hal ini diyakini mendorong konsolidasi untuk meningkatkan pendapatan. Grab beroperasi di delapan negara termasuk Singapura, Malaysia, Indonesia, dan Vietnam.
Sebagai hasil dari merger, layanan GrabFood akan berkembang dari dua hingga empat negara Asia Tenggara pada kuartal berikutnya. "Ini akan menjadi kasus penggunaan besar lain untuk mendorong adopsi lanjutan dari dompet seluler GrabPay dan mendukung platform Layanan Keuangan Grab yang sedang berkembang," kata Grab dalam pernyataan tertulis.
aplikasi grab taxi di Andoid.
Grab menambahkan bahwa akuisisi akan mempercepat jalannya menuju profitabilitas. Tahun lalu, Uber kehilangan 4,5 miliar dolar AS, juga CEO-nya karena mengalami perombakan menyusul skandal pelecehan.
Pada November, Chief Executive Uber Dara Khosrowshahi, mengatakan operasi perusahaan Asia tidak akan menguntungkan dalam waktu dekat dan mengatakan dia ingin melihat beberapa perubahan. Perusahaan juga telah keluar dari bisnis Rusia, dan menjualnya ke perusahaan lokal Yandex.