EKBIS.CO, BENGKULU -- Bank Indonesia memberikan kiat agar masyarakat dapat terhindar dari kerugian besar akibat tindak kejahatan skimming. Yakni dengan memisahkan tabungan untuk keperluan bulanan penarikan uang dalam dua rekening yang berbeda.
"Jadi rekening pertama untuk tabungan, dan tidak perlu pakai kartu ATM, serta rekening kedua khusus untuk kebutuhan bulanan yang dilengkapi kartu ATM," kata Kepala Bank Indonesia Perwakilan Provinsi Bengkulu Endang Kurnia Saputra, di Bengkulu, Selasa (27/3).
Saldo yang diisi ke rekening untuk kebutuhan tarik tunai nasabah pun, lanjut Endang, cukup untuk memenuhi kebutuhan harian saja jangan berlebihan. Sehingga kalau pun menjadi korban kerugiannya tidak akan terlalu besar.
"Diisi satu juta sampai lima juta rupiah saja contohnya, jangan jumlah yang besar guna mengurangi risiko kerugian, jadi uang yang lain tetap aman," kata dia lagi.
Atau jika ingin dalam satu rekening saja, katanya menyarankan lagi, masyarakat sebagai nasabah bisa memisahkan tabungan dalam dua model layanan perbankan. Yang pertama dalam bentuk saldo tabungan untuk keperluan harian, dan sisanya dijadikan sebagai deposito berjangka. Uang dalam bentuk deposito, menurut dia, aman dari tindak kejahatan skimming.
"Ini kami anjurkan supaya nasabah peduli, namun untuk di Bengkulu sampai saat ini masih aman dari skimming," ujarnya lagi.
Jika dipetakan, kasus skimming atau pencurian data dari kartu ATM nasabah dengan memasang mesin khusus menggandakan data di "card reader" ATM ini terjadi menyasar kota-kota besar. Ini mengingat di kota besar nasabah yang memiliki jumlah saldo tabungan cukup besar tentu lebih banyak jika dibandingkan daerah berkembang.
"Meski begitu nasabah tentu harus tetap waspada, dengan rutin mengganti password ATM, serta teliti memeriksa mesin ATM sebelum digunakan," ujarnya lagi.
Kejahatan pembobolan rekening nasabah.