Jumat 20 Apr 2018 16:54 WIB

BI Pertahankan Suku Bunga, Pengamat: Keputusan Dilematis

Setidaknya tidak ada kenaikan bunga yang memberatkan pengusaha jelang lebaran.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Teguh Firmansyah
Bank Indonesia
Foto: Republika/Prayogi
Bank Indonesia

EKBIS.CO, JAKARTA -- Keputusan Bank Indonesia (BI) untuk mempertahankan suku bunga acuan BI 7 Day Reverse Repo Rate di level 4,25 persen dinilai cukup dilematis bagi perekonomian.

Ekonom INDEF, Bhima Yudhistira menjelaskan, dengan keputusan BI ini, di satu sisi bunga kredit tidak mengalami kenaikan, sehingga pelaku usaha khususnya sektor riil bisa mendapatkan pinjaman dengan bunga yang lebih terjangkau. "Memang bunga kredit masih di atas 11 persen sulit untuk menjadi single digit tahun ini. Namun, setidaknya tidak ada kenaikan bunga yang memberatkan pengusaha. apalagi jelang Lebaran biasanya kredit konsumsi baik kredit kendaraan bermotor, properti dan kartu kredit biasanya akan naik," ujar Bhima kepada Republika.co.id, Jumat (20/4).

 

Di sisi lain, pada Mei mendatang suku bunga acuan bank sentral AS Fed Fund Rate diprediksikan akan naik lagi sebesar 25 basis points (bps). Pengetatan moneter bank sentral AS ini, kata Bhima, membuat investor asing keluar dari pasar negara berkembang termasuk Indonesia.

 

Dalam 1 bulan terakhir investor asing membukukan penjualan bersih (net sales) sebesar Rp 7,78 triliun. Kondisi ini membuat rupiah otomatis melemah.

 

"Negara tetangga seperti Malaysia sudah lebih dulu menaikkan bunga acuannya, menyusul negara-negara ASEAN lainnya. Kalau kita masih bertahan di 4,25 persen maka investornya terus pindah cari aset yang imbal hasilnya lebih tinggi," kata Bhima.

 

Baca juga, BI Pertahankan Suku Bunga di Level 4,25 Persen. 

Kendati begitu, Bhima menilai, BI akan menunggu arah kebijakan bunga The Fed setelah rapat FMOC pada Mei dan inflasi Lebaran untuk melihat tekanan moneter.

"Prediksi saya jelang rapat the Fed tanggal 12-13 Juni 2018 ada kemungkinan BI menaikkan bunga acuan 25 basis points. Ini juga melihat berapa besar cadangan devisa yang terkuras untuk stabilisasi nilai tukar rupiah," ujar Bhima.

Pada Kamis (19/4) Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan, BI 7 Days Repo Rate, di level 4,25 persen.

Menurut Deputi Gubernur BI Dody Budo Waluyo keputusan tersebut diambil untuk terus mendorong momentum pemulihan ekonomi domestik. Bank sentral juga tetap berfokus menjaga stabilitas perekonomian yang menjadi landasan utama bagi terciptanya pertumbuhan ekonomi yang lebih kuat dan berkelanjutan. Kendati begitu, beberapa risiko perlu dicermati..

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement