EKBIS.CO, JAKARTA -- PT Bumi Sarana Migas (BSM), anak perusahaan Kalla Group mengajak koordinator senior dalam proyek infrastruktur Terminal Regasifikasi LNG di Bojonegara, Banten. Proyek di Bojonegara ini merupakan gagasan dari Kalla Group yang kemudian ditawarkan kerja sama kepada PT Pertamina (Persero) pada 2013.
CEO Kalla Group, Solihin Kalla melalui siaran pers mengatakan, proyek infrastruktur Terminal Regasifikasi LNG ini akan dibangun dengan tingkat kehandalan yang tinggi serta kompetitif dibanding dengan terminal yang ada di Indonesia dan di regional. Solihin mengatakan, pada 2013, BSM meminta Ari Soemarno bergabung sebagai Koordinator Senior Proyek LNG di Bojonegara, Banten.
Proyek terminal regasifikasi LNG ini akan menjadi salah satu cara mengefisiensikan pendistribusian gas. "Penunjukan Pak Ari sebagai Kalla Group Senior LNG Project Coordinator didasarkan pada profesionalitas dan keahlian beliau yang sudah puluhan tahun menggeluti sektor LNG," ujar dia.
Menurut Solihin, proyek terminal regasifikasi LNG di Bojonegara dibangun untuk mengantisipasi ancaman defisit gas di Jawa bagian Barat dan adanya kesiapan lahan yang dimiliki oleh anak perusahaan Kalla Group sejak 1990-an. Rencana pembangunan proyek ini sejalan dengan keinginan pemerintah, agar perusahaan swasta mau berpartisipasi dalam pembangunan infrastruktur.
Setelah melalui diskusi dan kajian bisnis di internal Kalla Group yang dipimpin oleh Senior LNG Project Coordinator yang berpengalaman, maka pada 2013 diputuskan untuk menunjuk salah satu Konsultan Teknik dari Jepang yang telah berpengalaman dan memiliki teknologi terbaik, dalam merancang bangun Terminal Regasifikasi LNG. Tujuannya untuk melakukan studi kelayakan pendirian Terminal Regasifikasi LNG.
Hasil kajian Konsultan Teknik menunjukan bahwa lokasi tersebut sangat ideal untuk dimanfaatkan sebagai Terminal Regasifikasi LNG di darat. Menurutnya, pada 12 Mei 2014 MoU kerja sama BSM dan Pertamina ditandatangani dan kedua pihak setuju untuk melakukan joint study.
BSM setuju untuk mengalokasikan 30 hektare lahan juga mengajak Tokyo Gas Co Ltd dan Mitsui untuk bermitra dan membentuk joint venture Terminal Regasifikasi dengan kapabilitas pendanaan, teknologi dan operasional pengelolaan terminal dan distribusi.
Dia menambahkan pada 1 April 2015 Pertamina telah meneken pokok-pokok kesepakatan (head of agreement/HoA) dengan BSM untuk membangun terminal penyimpanan dan regasifikasi LNG Bojanegara senilai 500 juta dolar AS. Dari hasil kajian lebih dalam diputuskan bahwa Pertamina harus mengamankan pelanggan terbesarnya, yaitu PLN. "Oleh sebab itu PLN sebagai off-taker diajak dalam kepemilikan Proyek LNG di Bojonegara dan pembahasan terus berlanjut hingga awal tahun lalu," ujar dia.