EKBIS.CO, BOGOR -- Untuk menekan defisit neraca perdagangan, Indonesia dan Cina sepakat meningkatkan kerja sama di bidang perekonomian dan perdagangan. Menurut Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Pemerintah Cina pun sepakat untuk menaikkan kuota impor produk minyak kelapa sawit (Crude Palm Oil/CPO) Indonesia minimal 500 ribu ton.
Hal ini merupakan salah satu hasil pertemuan bilateral antara Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Perdana Menteri Cina, Li Keqiang di Istana Presiden Bogor, Jawa Barat. "Kita gunakan untuk menyampaikan upaya kita harapan kita agar ekspor Indonesia bisa meningkat. Dengan ekspor meningkat lebih tinggi, jadi defisit bisa ditekan," ujar Retno di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Senin (7/5).
Ia menyebut, selama dua tahun terakhir yakni 2015-2017, angka defisit perdagangan Indonesia dengan Cina pun menurun signifikan yakni 11,63 persen. Volume penambahan ekspor minyak kelapa sawit Indonesia ke Cina tersebut juga sesuai dengan kebutuhan Cina yang tengah mengembangkan B5 atau program biodesel campuran lima persen dengan solar.
Menurut Retno, Presiden Jokowi sendiri telah membahas terkait keperluan tambahan Cina terhadap minyak kelapa sawit Indonesia sejak tahun lalu. "Angka yang diberikan (Cina) adalah minimal 500 ribu ton, berarti kalau dengan asumsi ekspor kita, ekspornya itu kisarannya adalah dua juta hingga tiga juta ton, berarti penambahan kalau kita ambil minimalnya saja itu berarti its really siginfikan increase," ujar Menlu.
Ia pun berharap, dengan peningkatan ekspor minyak kelapa sawit ke Cina akan menekan defisit neraca perdagangan dengan Cina. Selain minyak kelapa sawit, Pemerintah Indonesia juga terus mendorong ekspor beberapa produk lainnya seperti buah-buahan tropis. "Sekarang ini secara konkrit yang paling besar dari komponen ekspor kita adalah kelapa sawit sudah ada komitmen untuk ditingkatkan paling tidak minimum 500 ribu ton," tambahnya.
Presiden Jokowi, dalam konferensi pers, menekankan pentingnya peningkatan ekspor Indonesia ke Cina. Mengingat jumlah penduduk Cina yang mencapai 1,37 miliar dan menjadi pangsa pasar yang besar bagi komoditas produk-produk Indonesia. Peningkatan ekspor produk Indonesia inipun disambut baik oleh PM Li.
Di antaranya yakni produk kelapa sawit, sarang burung walet, kopi, kakao, serta buah-buahan seperti manggis, buah naga, dan juga salak. "Tadi secara khusus PM Li Keqiang menyanggupi bentuk peningkatan ekspor kita, tambahan minimal 500 ribu ton minyak kelapa sawit ke Tiongkok," ujar Jokowi.