Selasa 08 May 2018 19:51 WIB

Laju Rupiah Masih di Zona Merah

Rupiah dinilai akan kembali menguat, bila tekanan dari dolar mereda.

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Teguh Firmansyah
Seorang petugas teller menghitung mata uang rupiah.    (ilustrasi)
Foto: Republika/ Yogi Ardhi
Seorang petugas teller menghitung mata uang rupiah. (ilustrasi)

EKBIS.CO, JAKARTA -- Laju kurs rupiah masih berada di zona merah. Pasalnya, mata uang Tanah Air itu, masih melemah terhadap kurs dolar AS. Pada perdagangan hari ini, (8/5), nilai tukar rupiah ditutup melemah 51 poin atau 0,36 persen di level Rp 14.052 per dolar AS. Sebelumnya, pagi tadi sempat dibuka menguat tiga poin atau 0,02 persen di level Rp 14.004 per dolar AS.

Sayangnya, tidak lama kemudian rupiah kembali ke zona merah. Pergerakan rupiah pun terus menurun hingga akhir perdagangan. Berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dolar Rate (Jisdor) hari ini, mata uang rupiah berada di posisi Rp 14.036 per dolar AS. Angka itu merosot dari level kemarin yang masih masih di Rp 13.956 per dolar AS.

 

Baca juga, BI: Depresiasi Rupiah Jangan Dilihat dari Rp 14 Ribu.

 

Consultant Asian Development Bank Institute (ADBI) Eric Sugandi mengatakan, nilai tukar rupiah bisa menguat  jika tekanan eksternal dari penguatan dolar AS mereda. "Selain itu jika harga saham dan harga Surat Berharga Negara (SBN) telah terkoreksi signifikan, sehingga investor asing masuk lagi, maka rupiah bisa menguat," ujarnya kepada Republika.co.id, Kamis, (8/5).

Ia menambahkan, harga saham dan SBN Indonesia saat ini relatif lebih mahal dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Apalagi dibandingkan harga pada 2008 sampai 2010.

Lebih lanjut, ia mengaku tidak bisa menentukan, sampai kapan pelemahan rupiah terjadi. Hal itu karena pengaruh faktor eksternal memang sangat kuat.

 

"Tapi selain faktor eksternal penguatan dolar AS ini, memang ada kecenderungan kurs rupiah tertekan di kuartal kedua. Biasanya di Mei dan Juni, penyebabnya repatriasi dividen dan bunga oleh investor asing," jelas Eric.

Bila faktor tekanan dari dolar AS mereda ditambah tekanan seasonal dari repatriasi mereda, maka kata dia, nilai tukar rupiah bisa berangsur menguat. "Berangsur menguat di semester dua 2018," tambahnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement