EKBIS.CO, JAKARTA -- PT Pertamina EP mencatatkan produksi minyak sebesar 256.619 barrel oil equivalent per day (BOEPD) hingga 15 Mei 2018. Catatan itu lebih tinggi 101,6 persen dari yang dicanangkan dalam RKAP 2018 sebesar 249.601 BOEPD.
Presiden Direktur Pertamina EP Nanang Abdul Manaf mengatakan, realisasi produksi tersebut terdiri atas produksi minyak sebesar 76.309 barel oil per day (BOPD) atau 96,26 persen dari target sebesar 79.275 BOPD. Sementara itu produksi gas mencapai 1.027,29 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD).
"Produksi gas hingga pertengahan Mei 2018 mencapai 104,10 persen dari target sebesar 986,82 MMSCFD," ujar Nanang dalam keterangan tertulisnya, Jumat (25/4).
Di sisi lain, Pertamina EP Asset 5, unit bisnis Pertamina EP yang berbasis di Balikpapan, Kalimantan Timur memberi kontribusi terbesar produksi minyak, yaitu 18.369 BOPD. Nanang menjelaskan, produksi tersebut berasal dari lima field yang berada di bawah pengelola Pertamina EP Asset 5, yaitu Sangatta Field, Bunyu Field, Tanjung Field, Sangasanga Field, dan Tarakan Field.
"Kontributor terbesar kedua adalah Pertamina EP Asset 2 yang bermarkas di Prabumulih, Sumatera Selatan, sebesar 17.051 BOPD. Pasokan minyak tersebut berasal dari empat field di Pertamina EP Asset 2, yaitu Prabumulih Field, Pendopo Field, Limau Field, dan Adera Field," jelas Nanang.
Pertamina EP Asset 2 juga menjadi produsen gas nomor satu bagi Pertamina EP. Adapun total gas yang dihasilkannya adalah sebesar 442 MMSCFD, jauh lebih tinggi dibandingkan kontribusi dari Pertamina EP Asset 3 yang berbasis di Cirebon, Jawa Barat hanya sebesar 292 MMSCFD. Capaian produksi gas dan minyak itu membuat Pertamina EP membukukan pendapatan sebesar 675 juta dollar AS sepanjang Januari-Maret 2018.
"Pencapaian pendapatan ini 115 persen dari realisasi pendapatan tahun sebelumnya 586 juta dollar AS (year-on-year)," kata Nanang.
Raihan pendapatan tersebut juga ditopang oleh mulai naiknya harga minyak global dan kebijakan efisiensi perusahaan. Nanang mengatakan, Pertamina EP telah menekan biaya produksi.
Secara total, biaya produksi (production cost) minyak per Maret 2018 untuk onshore adalah sekitar 15,98 dollar AS per barel, gas 1,03 dollar AS per MSCF dan migas 8,96 dollar AS per MSCF.
Untuk lapangan offshore, salah satunya ada di Field Poleng, biaya produksinya hingga akhir Maret sebesar 10,47 dollar AS per barel, gas 1,81 dollar AS per MSCF, dan migas 10,47 per MSCF, tutur dia.
Dia juga menegaskan, Pertamina EP tahun ini mengalokasikan belanja modal atau capital expenditure/capex sebesar 330 juta dollar AS. Sedangkan untuk belanja operasi atau operational expenditure/opex sebesar 1.648 juta dollar AS.
Dana itu dialokasikan untuk kegiatan eksplorasi, pengembangan, produksi, serta General & Administration (G&A), ungkap Nanang. Hingga pertengahan Mei 2018, Pertamina EP telah merealisasikan belanja modal sebesar 122 juta dollar AS yang digunakan untuk pengeboran sebesar 83 juta dollar AS dan 39 juta dolar AS untuk surface facilities (pembangunan, upgrading, dan overhaul).
Sedangkan realisasi biaya operasional sebesar 359 juta dollar AS, terutama digunakan untuk mendukung kegiatan operasi perusahaan, antara lain kegiatan eksplorasi dan eksploitasi.