EKBIS.CO, JAKARTA -- PT Bank Syariah Mandiri (BSM) mengaku telah melakukan stress test terkait dampak pelemahan kurs rupiah pada kinerja perseroan. Seperti diketahui, mata uang Garuda terus melemah terhadap dolar AS selama sebulan terakhir bahkan sempat menembus Rp 14.200 per dolar AS.
"Kami memang punya exposure di mata uang dolar AS. Hanya, secara besaran, exposure kita di dolar AS tuh nggak gede," ujar Direktur Keuangan BSM Ade Cahyo Nugroho saat ditemui di Gedung Pusat Muhammadiyah di Jakarta, Ahad, (27/5).
Ia menyebutkan, dari total pembiayaan BSM sekitar Rp 62 triliun, pembiayaan dengan dolar AS hanya Rp 3,8 triliun. Dengan begitu hanya sekitar lima persen dari keseluruhan pembiayaan perseroan.
"Kebanyakan pembiayaan yang pakai dolar AS itu segmen korporasi tapi kecil banget. Hal itu karena, BSM lebih fokus pembiayaan ke rupiah. Jadi nggak terlalu pengaruh," jelas Ade.
Lebih lanjut, kata dia, sebagian pembiayaan dengan dolar AS pun sudah dilakukan natural hedging. "Jadi maksudnya pendapatannya dolar AS juga. Insya Allah nggak ada issue bagi BSM," tegasnya.
Sebagai informasi, berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor), pada Jumat lalu, (25/5), nilai tukar rupiah berada di level Rp 14.166 per dolar AS. Angka itu menguat dibandingkan posisi rupiah pada Kamis, (24/5), yang mencapai Rp 14.205 per dolar AS.