EKBIS.CO, MADIUN -- Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi menginginkan PT Industri Kereta Api (Inka) (Persero) bisa bersaing. Terlebih, saat ini Inka tengah mendapatkan banyak pesanan pembuatan rangkaian kereta.
"Saat ini, Inka sudah melakukan pengerjaan yang banyak sekali, di Palembang (light rail transit atau LRT) dan Jakarta (LRT Jabodebek) ini membanggakan. Oleh karenanya Inka ini harus kompetitif," kata Budi saat mengunjungi pabrik Inka di Madiun, Selasa (29/5).
Menurut Budi, dengan sikap persaingan itu maka Inka bisa juga mendapatkan peluang untuk merebut pasar pembuatan rangkaian kereta. Jika Inka berhasil memperluas pasar, maka akan buka banyak lapangan pekerjaan.
"Ini luar biasa bisa menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar jadi sekolah vokasi bisa bekerja, engenering bisa bekerja," ungkap Budi.
Selain itu, lanjut Budi, keberhasilan dalam industri ini juga mampu mendongkrak angka ekspor. Untuk itu, Ia mengharapkan kereta buatan Inka bisa menjadi produk unggulan Indonesia baik secara nasional dan internasional.
Direktur Keuangan dan SDM Inka Mohamad Nur Sodiq memastikan akan terus memaksimalkan potensi yang ada saat ini "Kami berusaha semaksimal mungkin untuk pasar dalam negeri," ujar Sodiq.
Untuk itu, Sodiq meminta Kementerian Perhubungan (Kemenhub) bisa mendukung Inka lewat produksi rangkaian kereta LRT yang saat ini tengah dibangun konstruksinya oleh PT Jakpro. Untuk LRT Rawamangun-Kelapa Gading, Jakpro masih memesan rangkaian keretanya dari Korea Selatan.
Sodiq merasa, produk buatan Indonesia juga bisa bersaing dengan Korea Selatan bahkan lebih baik. "Kami berani, dibanding Korea Selatan lebih murah kami. Kualitas kami jamin meski yang menilai seharusnya bukan kami," ujar Sodiq.
Bahkan saat ini, kata ia, Inka juga akan mengekspor produk buatannya ke Filipina. Pada Senin (28/5), Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno menyaksikan penandatanganan kontrak jual beli antara Inka dan Philippines National Railways (PNR) di Manila, Filipina.
Kontrak tersebut memuat tentang pembelian empat rangkaian kereta rel disel dengan nilai 21,4 juta dolar AS. Selain itu juga pembelian tiga lokomotif dan 15 kereta penumpang senilai 26,1 juta dolar AS.
Pengiriman pemesanan kereta tersebut akan dilakukan secara bertahap pada 18 Januari 2020 dan 27 Mei 2020. Sebelumnya, pada 22 Januari 2018 kedua belah pihak juga sudah menandatangani kontrak jual beli dua rangkaian kereta disel senilai 9,7 juta dolar AS.
"Ini menambah deretan prestasi panjang PT Inka sebagai produsen kereta yang andal, baik di dalam negeri maupun dunia internasional. Kementerian BUMN akan terus mendukung PT Inka agar terus melebarkan sayap bisnisnya," tutur Rini.