EKBIS.CO, JAKARTA -- Patahnya pipa gas milik CNOOC yang mengaliri gas dari Pabelokan, Banten ke Cilegon dua pekan lalu ternyata dikarenakan terbentur jangkar kapal yang melintasi perairan tersebut.
Direktur Teknik dan Lingkungan Minyak an Gas Bumi (Migas) Kementerian ESDM Soerjaningsih menjelaskan hasil investigasi sementara yang dilakukan oleh Kementerian ESDM, SKK Migas dan CNOOC menemukan patahan pipa yang disebabkan oleh benturan jangkar kapal. "Pipanya itu putus, karena kena jangkar lalu ketarik. Dugaannya, ada kapal memang di sekitar situ, jarak 60 meter," ujar Soerjaningsih di Kementerian ESDM, Rabu (18/7).
Soerjaningsih menjelaskan, kapal yang sedang melintas tersebut merupakan kapal kargo tanpa muatan. Kapal tersebut berada di sekitar area jalur pipa gas tersebut karena memang sedang melakukan perawatan atau docking.
Kapal tersebut, lanjut Soerjaningsih, saat sedang melakukan docking ditarik oleh kapal pemandu untuk bergeser ke arah yang lebih jauh. Memang dalam aturan, wilayah jalur pipa gas tetap boleh dilintasi, tetapi tidak boleh melepas jangkar. "Namun sebelum mendapat instruksi kapal ini menurunkan jangkar kemudian mengenai pipa gas," ujar Soerjaningsih.
Saat ini, kata Soerjaningsih pihak pemerintah dan SKK Migas sudah memberikan temuan tersebut kepada pihak yang berwajib. Ia mengatakan, untuk tindakan lebih lanjut pemerintah memberikan wewenang sepenuhnya kepada pihak kepolisian.
"Itu urusan kepolisian, itu kapal ditahan sama Polda Banten, sebenarnya nggak apa-apa lewat situ asal jangan buang jangkar," tutup Soerjaningsih.
Pipa gas bocor di wilayah perairan Bojonegara, Banten pada Senin (9/7) pagi. Pipa gas yang diketahui milik CNOOC tersebut mengalirkan gas dari Pabelokan menuju Cilegon tersebut mengalirkan gas sebesar 50 Juta Standar Kaki Kubik per Hari (mmcfd).
Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi, Kementerian ESDM, Djoko Siswanto menjelaskan kebocoran pipa gas yang ada di Banten merupakan pipa gas dari CNOOC ke PLTGU Cilegon milik PLN. Kebocoran pipa tersebut mengakibatkan PLTGU Cilegon kehilangan pasokan gas.
Djoko menjelaskan, seharusnya melalui pipa gas tersebut, PLTGU Cilegon mendapatkan pasokan 56 miliar british thermal unit per hari (bbtud). Namun, karena kebocoran pipa tersebut, pasokan kemudian ditutup untuk menghindari kehilangan cadangan gas karena kebocoran pipa tersebut.
"Tapi suplai kemudian di switch dari PGN sebesar 40 bbtud," ujar Djoko di Gedung DPR, Senin (9/7).
Djoko menjelaskan, penyebab kebocoran gas pagi tadi masih dalam tahap investigasi oleh pihak Kementerian ESDM dan pihak CNOOC. Namun, penanganan sementara berupa menutup titik kebocoran sudah dilakukan oleh CNOOC bekerja sama dengan TNI Angkatan Laut.