EKBIS.CO, JAKARTA -- Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Senin sore bergerak menguat tipis sebesar delapan poin menjadi Rp 14.395 dibandingkan sebelumnya Rp 14.403 per dolar AS. Penguatan tersebut seiring entimen positif kemungkinan dicabutnya Domestic Market Obligation (DMO) bagi produsen batu bara.
"Kebijakan itu untuk mendorong peningkatan ekspor dan peningkatan devisa luar negeri Indonesia," kata Ekonom Samuel Sekuritas, Ahmad Mikail di Jakarta, Senin (30/7).
Di sisi lain, lanjut dia, dolar AS juga cenderung melemah terhadap beberapa mata uang utama dunia. Pertumbuhan ekonomi AS sebesar 4,1 persen di triwulan kedua gagal memberikan sentimen positif bagi dolar AS di tengah kemungkinan normalisasi kebijakan Bank Sentral Eropa (ECB) terhadap stimulus moneternya dalam waktu dekat.
Analis senior CSA Research Institute Reza Priyambada menambahkan, imbauan pemerintah kepada pengusaha besar untuk mau memulangkan devisanya ke Indonesia diharapkan dapat menjaga fluktuasi rupiah ke depannya. "Langkah pemerintah itu cukup mendapat respons positif pelaku pasar sehingga rupiah bergerak positif," katanya.
Kurs tengah Bank Indonesia pada hari Senin ini (30/7), tercatat mata uang rupiah menguat menjadi Rp14.409 dibanding sebelumnya (27/7) di posisi Rp14.483 per dolar AS.
Sementara itu, Indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin, ditutup menguat menembus level 6.000 poin seiring harapan positif investor terhadap data ekonomi nasional. IHSG ditutup 38,80 poin atau 0,65 persen menjadi 6.027,93. Sedangkan kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 bergerak naik 6,48 poin atau 0,69 persen menjadi 953,53.
Vice President Research Department, Indosurya Bersinar Sekuritas, William Surya Wijaya di Jakarta mengatakan ekspektasi positif dari investor terhadap data inflasi Juli yang sedianya akan dirilis dalam waktu dekat menjadi salah satu faktor yang menopang IHSG. "Inflasi yang disinyalir akan masih terkendali tentunya memberikan sentimen positif yang dapat membuat pola gerak IHSG dalam kondisi stabil," katanya.
Kinerja emiten pada semester pertama yang juga membaik turut memberikan sentimen dalam pergerakan IHSG.