EKBIS.CO, BANDAR LAMPUNG -- PT Indonesia Infrastructure Finance (IIF) bersama PT Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk (BNI), dipercaya memberikan pembiayaan sindikasi sebesar Rp 550 miliar untuk pengembangan proyek Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Kota Bandar Lampung. Keduanya bertindak sebagai Joint Mandated Lead Arrangers dan Bookrunners (JMLAB), dengan nilai proyek sebesar Rp 750 miliar.
SPAM Kota Bandar Lampung bertujuan menyediakan air bersih sebanyak 750 liter per detik, dengan mengolah air yang bersumber dari sungai Way Sekampung dan dialirkan melalui pipa transmisi sepanjang 22 kilometer (km) ke kota Bandar Lampung. Fasilitas air bersih ini dapat menambah pasokan air minum ke kurang lebih 60 ribu rumah tangga atau setara dengan 300 ribu penduduk.
Mereka berada di delapan kecamatan, yaitu: Kedaton, Rajabasa, Tanjung Senang, Sukarame, Sukabumi, Labuhan Ratu, Way Halim dan Kedamaian.
Proyek ini diinisiasi oleh Pemerintah Kota Bandar Lampung dan didukung penuh oleh Pemerintah Indonesia, terutama dari Kementerian Keuangan dan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPERA). Dukungan tersebut terlihat dari adanya Dukungan Kelayakan Proyek (Viability Gap Funding, VGF) yang dikeluarkan oleh Menteri Keuangan, dan penjaminan proyek yang diterbitkan oleh PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (Persero) (PII).
Badan Usaha Pelaksana yang terpilih adalah PT Adhya Tirta Lampung (ATL). ATL akan membangun proyek ini dengan skema Built Operate Transfer (BOT) dengan diberi masa konsesi selama 25 tahun.
ATL, berbekal dengan semangat Merah Putih dan Nasionalisme yang tinggi, sebagai bagian dari Bangun Tjipta Group yakin tidak akan kalah dengan pesaing-pesaing asing, dalam membangun dan mengoperasikan SPAM ini. Bangun Tjipta Group telah membangun tiga SPAM di Batam, Palembang dan Umbulan, serta mengoperasikan dan memelihara lebih dari 22 tahun SPAM di Batam dan Palembang.
Saat ini PT Adhya Tirta Batam (anak perusahaan Bangun Cipta Kontraktor), mendapat penghargaan sebagai Perusahaan Air Minum Terbaik di Indonesia. Semangat Nasionalisme untuk melakukan yang terbaik ini, akan diteruskan ke Bandar Lampung.
Konkretnya adalah di dalam pembangunan dan pengoperasian SPAM Bandar Lampung nanti akan memaksimalkan tenaga ahli dari dalam negeri. Sebab hampir semua material proyek akan memaksimalkan penggunaan komponen dalam negeri sekaligus mengikuti anjuran Pemerintah untuk mengurangi konten mata uang asing, yang pada akhirnya akan menghemat devisa negara.
Dari rencana pelaksanaaan proyek SPAM selama dua tahun, akan dilakukan percepatan melalui penerapan fast-track program, di mana kegiatan yang dapat dimulai, akan dimulai bersamaan, sehingga hanya jalur kritis saja yang tetap sesuai dengan urutan, namun upaya percepatan tetap dilakukan.
Penandatanganan perjanjian pembiayaan sindikasi proyek SPAM Kota Bandar Lampung dilakukan oleh Presiden Direktur IIF, Pemimpin Divisi Bisnis Korporasi dan Multinasional 1 BNI, Pemimpin Unit Bisnis Sindikasi BNI dan Direktur Utama ATL, di Kantor IIF di Jakarta, Rabu (15/8).
Turut menyaksikan acara penandatanganan adalah Kementerian Keuangan, Sekretaris Daerah Kota Bandar Lampung, PDAM Way Rilau, PII, dan PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) selaku pelaksana fasilitas Project Development Facilities dan Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas.
“Setelah dipercaya menjadi salah satu JMLAB pada proyek SPAM Umbulan, IIF sangat bangga dapat kembali berpartisipasi dalam proyek KPBU dibidang penyediaan air bersih. Proyek SPAM Kota Bandar Lampung ini merupakan salah satu Proyek Strategis Nasional yang dapat memenuhi kebutuhan dasar hidup bagi 300 ribu jiwa.” kata Presiden Direktur IIF Arisudono Soerono, seperti dalam siaran persnya, Kamis (16/8).
Arisudono menambahkan IIF menerapkan prinsip–prinsip sosial dan lingkungan sebagai bagian dalam pembiayaan Proyek SPAM Kota Bandar Lampung. Ini untuk memitigasi risiko sosial dan lingkungan dari pembangunan proyek infrastruktur tersebut.
Hal yang selalu diterapkan oleh IIF ini diharapkan menjadi pendorong bagi proyek-proyek infrastruktur lain untuk termotivasi dalam menjalankan pembangunan yang keberlanjutan.
Direktur Bisnis Korporasi BNI Putrama Wahyu Setiawan mengungkapkan penyaluran kredit BNI untuk proyek air minum ini merupakan salah satu bentuk dukungan BNI terhadap percepatan pembangunan infrastruktur yang terus digelorakan pemerintah. Sebelumnya, BNI aktif memberikan dukungan pembiayaan untuk merealisasikan pembangunan beragam proyek infrastruktur penting di berbagai wilayah di Indonesia. Mulai dari pembangunan jalan tol, pelabuhan laut, fasilitas telekomunikasi, konstruksi, minyak dan gas, hingga pembangkit listrik.
Kesepakatan pembiayaan ini membuktikan bahwa proyek infrastruktur dengan menggunakan skema KPBU semakin diminati dan diterima baik oleh pihak swasta maupun oleh lembaga pembiayaan dalam negeri. Tentunya ini merupakan suatu kehormatan dan kebanggaan bagi IIF dan juga BNI untuk dapat berperan dalam proyek ini.
Ketersediaan air bersih dapat meningkatkan kualitas hidup dan dan sanitasi. Kebutuhan ini tertuang dalam Sustainable Development Goals (SDG) yang dicanangkan Pemerintah Indonesia, sebagai salah satu dari Nawa cita dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN).
Lebih lanjut, proyek SPAM Kota Bandar Lampung merupakan salah satu dari delapan proyek air bersih dalam Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional. Dengan penandatanganan pemberian fasilitas pembiayaan sindikasi ini, IIF berharap peran swasta di dalam pembangunan infrastruktur semakin meningkat, sejalan dengan misi IIF yakni meningkatkan partisipasi swasta melalui pembiayaan pembangunan infrastruktur di Indonesia dan menjadi katalisator dalam percepatan pembangunan infrastruktur di Indonesia.