EKBIS.CO, JAKARTA -- PT Angkasa Pura II membutuhkan sekitar Rp 300-500 miliar untuk investasi pengembangan Bandara Radin Inten II Lampung dan Bandara Fatmawati Bengkulu. Pengelolaan kedua bandara baru diserahkan dari pemerintah, yaitu Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan.
"Total Rp 3,4 triliun untuk semua bandara, tapi untuk contoh alokasi kami tahap awal pascapengalihan Rp 300-500 miliar per bandara," kata Direktur Utama PT Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin usai penandatanganan kerja sama pengoperasian di Jakarta, Senin (27/8).
Awaluddin menjelaskan banyak yang harus dikembangkan dari kedua bandara tersebut. Terlebih, pertumbuhan pergerakan pesawat dan penumpang di kedua bandara terus mengalami peningkatan.
Di Bandara Lampung, sudah hampir tiga juta penumpang per tahun. Sementara itu, terdapat satu juta penumpang yang terbang melalui Bandara Bengkulu.
"Terminal jadi prioritas, landasan pacu ditambah panjangnya, peralatan navigasi tambahan sarana dan prasarana, overlay airfield lighting, itu kita harus tambah karena kelasnya harus meningkat di samping terminal," katanya.
Dia menambahkan investasi di sisi udara juga diperbolehkan yang nantinya akan ada dua kontribusi, yaitu sebagai pengganti penerimaan negara bukan pajak, serta bagi hasil tambahan pengelolaan bandara. Awaluddin menuturkan dengan pengembangan bandara menjadi lebih baik dari segi pelayanan serta fasilitasnya diharapkan akan menarik maskapai untuk memperbanyak rute-rutenya ke kedua bandara tersebut.
"Kondisinya selalu 'telur dan ayam' antara permintaan dan ketersediaan, kalau yang terjadi banyaknya kondisi permintaan, tapi kadang-kadang maskapai melihat kondisi ketersediaan dulu, seperti apa kalau sarana dan prasarana tidak mendukung maskapai juga sulit. Ketersediaan dulu kita benahi," katanya.
Dia mencontohkan beberapa bandara yang berkembang karena fasilitas dan pelayanan diperbaiki terlebih dahulu, yaitu Bandara Banyuwangi dan Bandara Silangit. "Itu adalah contoh konkret bagaimana kondisi ketersediaan diperbaiki, maka permintaan naik demand naik dengan sendirinya, sarana dan prasarana kita upgrade, ada backlog apronnya sempit 18 ribu meter persegi," katanya.
Awaluddin menambahkan ke depannya juga dimungkinkan akan dibuat terminal atau bandara penerbangan berbiaya murah (LCC). "Nanti kita kaji dulu yang mana yang layak karena di luar Soekarno-Hatta, ini single terminal, di Soekarno-Hatta 'kan multiterminal," katanya.
Direktur Kebandarudaraan Kemenhub Polana mengatakan permintaan Gubernur Provinsi Lampung, yakni bandara tersebut akan dijadikan embarkasi haji. "Memang ada permintaan dari Gubernur Lampung, tapi yang memutuskan dijadikan embarkasi atau tidak itu Kementerian Agama," katanya.