EKBIS.CO, JAKARTA -- Direktur Operasional dan Pelayanan Publik Perum Bulog Tri Wahyudi Saleh mengaku siap melaksanakan operasi pasar. Hal itu sesuai hasil rapat koordinasi terkait pangan yang digelar di Kemenko Perekonomian.
Meski begitu, Tri menyebut saat ini tren harga beras mulai mengalami penurunan. "Kami akan tetap waspada dan Bulog masih diminta untuk operasi pasar," ujar Tri di Jakarta, Kamis (6/9).
Tri menegaskan cadangan beras Bulog pun masih mencukupi hingga masa panen selanjutnya yakni pada Maret 2018. Pemerintah optimis dapat mengendalikan inflasi harga pangan hingga akhir tahun. Salah satu langkah yang dilakukan adalah menjaga pasokan pangan terutama beras.
"Insyaallah, tidaklah (inflasi tinggi), kita kendalikan," kata Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita di kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta pada Kamis.
Enggar mengatakan, fokus pemerintah saat ini adalah menjaga level inflasi. Pada Agustus 2018, terjadi deflasi sebesar 0,05 persen (month to month/mtm). Sedangkan, tingkat inflasi tahun ke tahun sebesar 3,2 persen.
Meski terjadi deflasi, Enggar menekankan pemerintah fokus mengantisipasi kenaikan harga beras. Menurut Enggar, persoalan beras cukup sensitif karena menyangkut isu kemiskinan.
"Kita meminta untuk Bulog menyiapkan operasi pasarnya. Beras adalah makanan utama dan itu jadi perhatian khusus," katanya.
Dia mengatakan, saat ini stok beras di Bulog sebanyak 2,2 juta ton. Sebanyak 820 ribu ton beras berasal dari penyerapan dalam negeri dan sisanya berasal dari impor.