EKBIS.CO, SEMARANG -- PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (Bank BRI) terus mempertahankan posisinya sebagai bank yang mampu mencetak laba terbesar di industri perbankan nasional.
Hal ini tak lepas dari dukungan kinerja perseroan yang positif dan selalu tumbuh setiap tahunnya. Sehingga, capaian tertinggi tersebut bisa dipertahankan selama 13 tahun berturut turut.
Hal ini terungkap dalam Publik Ekspos Kinerja Bank BRI yang dilaksanakan dalam Investor Summit di Ballroom Hotel Gumaya Tower, Semarang, Jawa Tengah.
Dalam kesempatan ini, Senior Executive Vice President (SEVP) Treasury & Global Services Bank BRI, Listiarini Dewajanti mengungkapkan, saat ini Bank BRI mempunyai kapitalisasi pasar mencapai USD 27,23 miliar.
“Sehingga Bank BRI termasuk ke dalam peringkat bank terbesar nomor lima di kawasan Asia Tenggara,” katanya.
Secara konsisten, lanjut Listiarini, Bank BRI juga memberikan profit jangka panjang bagi para investornya. Sejak IPO di 2003 hingga saat ini kenaikan harga saham BRI (BBRI) tercatat mencapai 32 kali lipat.
Hingga akhir Semester I 2018, laba bersih Bank BRI (bank only) tercatat mencapai Rp 14,5 triliun atau tumbuh 10,8 persen yoy. Laba bersih ini mencapai 20,5 persen dari market share laba industri perbankan di Indonesia.
Tidak hanya laba bersih, market share pinjaman dan simpanan Bank BRI di Semester I 2018 juga meningkat dibandingkan posisi yang sama, pada tahun sebelumnya.
“Tercatat market share pinjaman BRI sebesar 15,3 persen atau tumbuh dibandingkan dengan posisi Juni 2017 yang mencapai sebesar 14,7 persen,” lanjutnya.
Bank BRI, masih jelas Listiarini, juga terus menggenjot pendapatan yang bersumber dari pendapatan non bunga (fee based income). Pendapatan non bunga BRI tercatat tumbuh 11,7 persen yoy pada akhir Juni 2018.
Sedangkan untuk efisiensi, Bank BRI berhasil menurunkan Biaya Operasional pendapatan Operasional (BOPO) dari 72,3 persen di semester I tahun 2017 menjadi 70,5 persen di akhir semester I tahun 2018 ini.
Angka ini lebih baik dibandingkan dengan BOPO industri perbankan yang mencapai 79,46 persen. Selain itu Bank BRI juga melakukan efisiensi pada bisnis proses.
Efisiensi yang dilakukan Bank BRI tidak terlepas dari strategi perseroan yang telah melakukan digitalisasi pada proses bisnisnya. Di antaranya, melalui pemanfaatan aplikasi BRISPOT untuk pengajuan proses kredit mikro.
BRISPOT terbukti mampu mempercepat Service Level Agreement (SLA) proses Kredit Usaha Rakyat (KUR) menjadi 1 hingga 2 hari saja. Sehingga mampu meningkatkan produktivitas tenaga pemasar mikro BRI atau yang disebut ‘Mantri BRI’.
Para Mantri BRI ini, mampu merealisasi rata-rata 17 paket kredit per bulan, jumlah ini melampaui 30 persen dari target realisasi paket kredit yang telah ditetapkan.
“Keberadaan branchless banking milik BRI atau yang biasa disebut agen BRILink yang jumlahnya telah mencapai 244 ribu juga telah mendorong peningkatan efisiensi perseroan,” tambahnya.
Head of Investor Relations Bank BRI, Achmad Royadi, menambahkan sejalan dengan meningkatnya kinerja perseroan, Bank BRI juga terus menyalurkan Bina Lingkungan yang tepat sasaran dan tepat manfaat.
Sepanjang 2017, tercatat Bank BRI menyalurkan Rp 150 miliar dana Bina Lingkungan melalui program BRI Peduli.
Di tahun ini, Bank BRI juga terus menyalurkan dana Bina Lingkungan melalui tujuh sektor, yang meliputi pendidikan, pengentasan kemiskinan, bencana alam, kesehatan, sarana ibadah, pelestarian alam, serta pengembangan prasarana dan sarana umum.
Khusus untuk bencana gempa Lombok, ujarnya, Bank BRI telah menyalurkan bantuan dengan total nilai mencapai Rp 16 miliar dalam bentuk tenda darurat, bahan makanan, obat obatan gratis, selimut, serta pembukaan dapur umum.
“Artinya, perusahaan yang secara konsisten menyalurkan bantuan bina lingkungan sebagai wujud komitmen peran BRI yang merupakan agen pembangunan di negeri ini,” jelas dia.