EKBIS.CO, Oleh Erik Purnama Putra/Wartawan Republika.co.id
Abdul Hakim tidak menyangka, usaha yang digelutinya bersama istri yang akrab dipanggil Umi Fafa, terus berkembang pesat. Berawal dari coba-coba merintis berjualan pakaian anak-anak secara online (daring), Hakim dan istrinya kini malah kewalahan memenuhi permintaan pembeli.
"Sejak dua tahun lalu, saya bersama istri berjualan baju anak-anak. Kita jual lebih murah dan akhirnya banyak pembeli tertarik dengan toko kami," ujar Hakim saat berbincang dengan Republika.co.id, belum lama ini.
Hakim menceritakan, usahanya dimulai dengan membuka toko marketplace, seperti Tokopedia (OrganikShop – tokopedia.link/wlrtSmYkZO) maupun Shopee (LancaLaris: shopee.co.id/lancalaris). Selain itu, ia juga memasarkan barang melalui media sosial (medsos), seperti Facebook (Fafa Alatfal), Instragram (fafaalatfal), hingga WhatsApp (+62 858 52049993). Tidak disangka, seiring berjalannya waktu membuat tokonya semakin banyak dibanjiri pembeli.
"Yang dijual berbagai model pakaian anak umur 1-8 tahun. Kadang ada pelanggan yang ingin melihat langsung barangnya dan datang ke rumah. Sementara di rumah nggak ada tempat menyimpan barang," kata Hakim yang tinggal di Kelurahan Medokan Ayu, Kecamatan Rungkut, Kota Surabaya.
Dia menambahkan, karena luas rumahnya terbatas maka ruang penyimpanan baju juga menjadi tidak banyak. Padahal, kerap kali pembeli membutuhkan stok baju baru dalam jumlah tidak sedikit sehingga sukar dipenuhi. "Baju ada yang kulakan (beli) sendiri (dari grosir) ada juga yang disuplai. Alasan itulah yang membuat kami memutuskan mendirikan toko offline," kata Hakim.
Hakim bersama istrinya akhirnya membuka toko Fafa Kids Shop di Pasar Modern LKMK Wonorejo Blok A2-B2 Lantai 2, Jalan Raya Wonorejo, Kecamatan Rungkut pada pertengahan Agustus lalu. Menurut Hakim, pembukaan toko daring dilakukan karena pertimbangan ekonomis lantaran juga bisa difungsikan sebagai tempat menaruh barang. Sehingga, masalah penyimpanan stok baju yang dijual kini tidak lagi ada masalah.
"Barang dipajang di toko. Kalau stok di online habis berarti juga offline habis. Kendalanya ya antara offline dan online harus sama-sama update," kata Hakim.
Sementara itu, Umi Fafa menerangkan, pembukaan toko Fafa Kids Shop lebih dikarenakan ingin memperluas pangsa pasar. Dia mengatakan, tokonya menjual baju-baju anak merek lokal hingga luar negeri. Dia pun mengklaim, saat ini mulai banyak warga Kota Pahlawan yang meminati produk jualannya, karena harganya yang murah dan berkualitas. Republika.co.id sempat melihat baju anak-anak yang dijual rata-rata dengan harga Rp 25 ribu.
Dia pun membocorkan rahasia mengapa usaha yang digelutinya bisa terus berkembang. Umi Fafa mengatakan, sejak menjalankan toko daring, ia telah melakukan survei harga ke sejumlah lapak pesaing maupun pusat-pusat grosir baju anak di Surabaya. Dari situ, ia bisa menentukan harga jual baju anak yang lebih murah.
Bahkan yang membuatnya bangga, ia pernah menemukan baju anak yang dijual dengan merek dan kualitas sama harganya lebih murah dibandingkan yang ada di salah satu toko di pusat grosir. “Saya usaha baju anak ini berangkat dari toko online. Sedangkan di toko online harga baju anak cukup bersaing. Kalau harganya mahal pasti tidak akan ada yang beli,” kata Umi Fafa.
Perjalanan sukses
Dia pun berkisah tentang perjalanan hingga tertarik terjun ke dalam bisnis baju anak-anak. Umi Fafa menuturkan, pada awalnya hanya sekadar suka melihat-lihat baju anak di toko daring, seperti Tokopedia, Shopee, dan Bukalapak. Termasuk juga di akun Facebook, Instagram, dan lainnya.
Hal itu lumrah terjadi lantaran anaknya masih kecil dan ia kerap berselancar menggunakan ponsel pintarnya untuk mencari baju terbaik untuk sang buah hati. “Kalau ada baju anak yang menarik dan pas untuk anak saya, ya, saya beli di toko online,” kata Umi Fafa yang sudah memiliki dua anak ini.
Ternyata, Umi Fafa lama-kelamaan tertarik menjadi reseller sebuah produk milik pemilik toko daring. Dia pun mencoba-coba menjual baju, namun ternyata harus sering bersabar karena pembeli tak kunjung datang. Dia mengakui, sempat mengeluh karena sudah memajang foto berbagai baju anak di akun miliknya, namun tak ada pembeli. Belajar dari pengalaman pahit itu, Umi Fafa tidak mau lagi menjadi reseller dengan alasan banyak membuang waktu dan untung dari penjualan barang sedikit.
Namun, berkat dorongan dari suaminya, Umi Fafa kembali meluruskan niat dengan bersabar hingga mau menekuni dunia bisnis. Meski begitu, ia banting setir mengikuti saran sang suami dengan langsung berjualan di toko daring, dengan tetap menjadi penjual baju produk tertentu.
Dia pun terlebih dahulu belajar tutorial secara autodidak di Google. Salah satu trik yang dipelajarinya adalah terkait agar toko daringnya banyak meneydot perhatian pengunjung. Perlahan tapi pasti, Umi Fafa mendapatkan pembeli, meski dalam jumlah kecil. Namun, hal itu sudah membuatnya gembira hingga menjadi pemicu untuk lebih semangat menggeluti bisnis di dunia maya.
Dia mulai menemui kendala, ketika pembeli semakin banyak, dan stok baju yang dipesan pelanggan kadang belum ready. “Kalau reseller biasanya harus tanya dulu barangnya ada atau tidak ke pemilik barang. Setelah itu baru ngirim, jadi agak lama,” ujar Umi Fafa.
Kegiatan sampingan itu dijalani Umi Fafa dengan tekun di luar waktu jam kerja, karena ia merupakan pegawai di salah satu instansi pemerintahan. Hingga pada suatu ketika, ia seolah menjalani titik balik dengan mengambil risiko menjadi pedagang mandiri. Dengan melepas status reseller, ia membeli baju-baju anak untuk dijual lagi secara eceran maupun grosir di akun yang dimilikinya di toko daring dan medsos.
Tidak disangka, usahanya menunjukkan tanda kesuksesan dengan meningkatnya pemesanan dari berbagai daerah, di luar wilayah Surabaya. Demi semakin meningkatkan omzet penjualan, Umi Fafa kerap meluncurkan promo berupa rabat atau bebas ongkir (ongkos kirim).
“Dalam sehari saya sempat mendapat orderan sampe 50 orang dengan pembeli grosir dan ecer. Itu ada yang dari Jakarta, Yogyakarta, Kalimantan, Lombok, serta lainnya,” ucap Umi Fafa bangga.
Hakim menambahkan, salah satu faktor yang membuat usahanya berkembang pesat juga berkat bantuan jasa perusahaan logistik yang sudah terpercaya. Ketika ada pengiriman barang ke luar kota, provinsi, bahkan pulau, pihaknya sudah pasti memutuskan untuk memilih JNE. Pertimbangannya, selain karena sudah terpercaya dan menjadi langganan, juga selama ini belum ada komplain dari pelanggan.
Bahkan, lanjut Hakim, tidak sedikit pelanggan yang memilih sendiri jasa ekspedisi yang terkenal dan punya jaringan hingga pelosok negeri. Pertimbangan lain memilih JNE juga lokasinya yang tidak jauh dari rumah.
"Kebanyakan pelanggan pertimbangan banyak murahnya pilih JNE. Tapi beragam pembeli kadang ingin JNE karena dianggap perusahaan ekspedisi yang cepat pengirimannya. Paling jauh kirim ke Kalimantan dan Sulawesi," ucap Hakim.
Dia mengatakan, untuk sementara ini, transaksi penjualan daring masih jauh
melebihi toko di Pasar Wonorejo. Hal itu lantaran lapak penjualan daring sudah memiliki pelanggan loyal dan bisa menjangkau pembeli dari luar daerah. Adapun pembeli yang selama ini sering bertransaksi secara daring, yang tinggal di Surabaya dan sekitarnya malah sekarang kerap berkunjung ke toko di Pasar Wonorejo.
"Omzetnya masih banyak yang online daripada yang offline," ucap Hakim.
Terus evaluasi
Tidak ingin terlena, Umi Fafa sempat mengevaluasi penjualan. Ternyata, mayoritas pembeli di toko daring miliknya gemar memesan baju tanpa melihat merek luar negeri atau lokal, namun mempertimbangkan kualitas barang yang baik. Selain itu, juga harganya lebih murah dibanding toko lainnya.
Setelah merasa cukup modal untuk ekspansi, Umi Fafa bersama sang suami akhirnya membulatkan tekad membuka toko dengan membeli stan di Pasar Modern LKMK Wonorejo Blok A2-B2 Lantai 2, tepat pada 16 Agustus lalu. Pada awalnya, Fafa Kids Shop sepi pengunjung. Rata-rata pembeli merupakan pelanggan setia dari toko daring, yang ingin melihat langsung varian baju anak-anak. Setelah itu, sambung dia, tanpa diduga pembeli baru mulai berdatangan.
“Saya buka toko di Wonorejo karena banyak pembeli toko online yang bertanya di mana bisa melihat barang? Selama ini mereka saya minta datang ke rumah saya untuk melihat barang. Tapi semenjak ada toko offline, pembeli yang ingin melihat barang saya alihkan ke Wonorejo,” kata Umi Fafa.
Dia memiliki target, bisa membuka gerai Fafa Kids Shop di beberapa lokasi strategis di Surabaya. Meski saat ini, omzetnya belum mencapai ratusan juta, namun tokonya semakin menunjukkan tren menggembirakan dan bisa menggaji karyawan di toko daring dan di Pasar Wonorejo.